Tuesday 17 April 2018

Berikan Stimulus Terbaik Pada Anak Untuk Tanggap Yang Lengkap



Di masa tumbuh kembang anak, Naqib banyak saya ajarkan hal-hal yang membuat ia cepat tanggap. Karena bagi saya, pintar saja tidak cukup, tetapi Naqib perlu tumbuh dengan tanggap yang lengkap. Apa itu tanggap yang lengkap? Yakni timbulnya rasa cepat tanggap, kepedulian yang tinggi dan tanggap bersosialisasi. Oleh karena itu, kepedulian sosial pada anak perlu ditanamkan sedini mungkin, agar dimasa dewasanya anak tidak menjadi manusia yang individual, tertutup dan sulit berkomunikasi.

Banyak di dunia ini anak-anak yang pintar dalam hal pelajaran, namun sulit berkomunikasi. Tidak sedikit loh jumlahnya, saya sering menemukan anak-anak seperti ini, mereka terlalu asyik dengan dunianya sendiri, sehingga jika ada yang butuh bantuan mereka lambat merespon. Seringnya mengamati pergaulan teman-teman semasa sekolah dulu saya mengambil kesimpulan, bahwa orang pintar belum tentu menyenangkan, tapi jika dia peduli, tanggap dan pandai bersosialisasi sudah pasti terlihat pintar dan tentunya menyenangan.
Dulu saya pernah punya teman di kelas, dia ini anaknya pintar sekali, tapi sombongnya minta ampun, pelit, sulit berkomunikasi dan jutek. Tapi karena dia pintar, ya mau tidak mau temen-temen saya yang lain pada berteman dengannya, tidak lain karena ingin memanfaatkan kepintarannya. Sedih kan, bertemannya modus, nah saya tidak ingin Naqib seperti itu, saya ingin semua teman-temannya tulus berteman dengan Naqib, bukan karena memanfaatkan Naqib. untuk itu sedini mungkin saya menyusun beberapa konsep agar kecerdasannya semua terasah, diantaranya :

1.      Mengajarkannya 3 kata ajaib
3 kata ajaib itu adalah, maaf, terimakasih dan tolong. Untuk membuat dia terbiasa mengucapkannya kami sebagai orangtuanya tidak pernah lupa mencontohkan. Saya mulai melatihnya dari meminta tolong mengambilkan benda yang sebenarnya benda itu bisa saya ambil sendiri. Namun karena ingin membiasakan anak untuk mengucapkan kata tolong dan terimakasih saya jadi ‘malas’ mengambilnya. Tidak hanya itu, untuk mengasah empatinya setiap saya melakukan kesalahan, saya tidak luput untuk meminta maaf kepada anak, sembari memeluknya saya mengakui kesalahan dengan sungguh-sungguh. Hal ini akan membuat anak merasa, jika salah saya harus minta maaf seperti orangtuaku. Pendidikan karakter seperti ini perlu saya tanamkan pada anak, agar anak tidak kaku bergaul di masa depannya

2.       Mendidik anak untuk tidak sombong
Terkadang anak enggan untuk berkomunikasi pada orang asing, mungkin karena malu atau merasa tak kenal. Saya selalu menanamkan pada Naqib, kalau ditegur orang sebaiknya menjawab, jangan pernah malu. Karena orang yang tidak mau menjawab sapaan orang adalah orang sombong, dan perilaku sombong sangat tidak disukai oleh Allah. Selain itu sifat sombong adalah salah satu setan. Dengan menanamkan hal demikian, Alhamdulillah Naqib tidak mau menjadi anak yang sombong, dan mulai bisa berkomunikasi dengan orang.

3.      Mengenalkan anak pada banyak orang
Mungkin salah satu hal yang membuat anak enggan bersosialisasi adalah ia menemui orang dengan jumlah sedikit. Dulu di Ambon, kami adalah perantau, sudah pasti kami akan sangat banyak bertemu dengan orang asing yang belum pernah dijumpai sebelumnya. Hal ini membuat Naqib menjadi sangat tertutup dan malu, yang saya lakukan adalah membuatnya nyaman berkomuniasi dengan orang baru. Saya selalu mengenalkan teman-teman Abahnya, tetangga dan terlihat biasa saja saat berkomunikasi dengan orang lain. Lambat laun anak saya menjadi biasa saja jika bertemu dengan orang asing. Namun tetap waspada jika ada orang asing yang berpura-pura baik.

4.      Berpura-pura meminta empati di depan anak
Saya sering melakukan hal ini, berpura-pura sedih atau kesulitan dalam menghadapi sesuatu hal. Saya hanya ingin melihat responnya saja, apakah dia mau menolong saya atau bersikap cuek? Misalnya, saat saya lagi memasak, lalu dia membuat ulah yang akhirnya bikin saya kesal, saya cukup mengiba, “Naqib, Naqib nggak kasian sama ibu. Ibu repot banget ini. Naqib tolong dong jangan bikin berantakin rumah huhuhu” walaupun kelihatannya lebay, Alhamdulillah anak merespon apa yang saya katakan. Diam-diam ia merapikan sendiri mainannya, jikapun saya membantunya pasti ia berkata. “Bu, nggak usah bantu nanti ibu capek. Biar Naqib aja”

5.      Menumbuhkan empati dengan melihat lingkungan
Dalam hidup sudah pasti kita mempunyai perbedaan, miskin-kaya, wajah yang rupawan dengan wajah yang biasa saja. Jika menemui hal-hal demikian, Naqib sudah pasti bertanya, kenapa ada orang yang miskin di dunia ini? kenapa orang itu cacat? Kenapa ada orang yang kaya? Saya selalu mewanti-wanti Naqib untuk tidak berkata ‘nyeplos’ jika melihat hal-hal yang dianggap tak wajar, karena hal tersebut akan membuat perasaan orang yang mendengar sakit. Saya selalu membuat perumpamaan, “Naqib, kalau Naqib yang kayak gitu mau nggak terus dikatain orang?” dengan seringnya menasihati hal tersebut, Naqib mulai bisa memposisikan diri seperti orang yang dilihatnya ‘aneh’
Sebetulnya masih banyak hal-hal kecil yang saya ajarkan pada Naqib, namun ke-5 hal diatas adalah point pentingnya saja. Jika ke-5 hal diatas Naqib mampu menguasai dengan baik, Insya Allah ia akan menjadi pribadi yang tidak hanya tanggap tetapi juga, memiliki empati dan mudah bersosialisasi.
 
formula baru dengan rasa baru yang disukai anak


Selain stimulasi kecil pada anak, tentu saja anak harus diberikan nutrisi yang seimbang, karena nutrisi juga berperan bagi pertumbuhannya, perkembangan otaknya, perkembangan motorik anak, dan responnya,.
Bebelac baru memiliki nutrisi yang mendukung Naqib untuk dapat tumbuh hebat dengan tanggap yang lengkap. Dalam bebelac baru ini kandungan nutrisinya lebih lengkap dibanding dengan formula Bebelac sebelumnya, karena mengandung minyak ikan dan omega 6, ada pula FOS : GOS 1:9, serta 13 vitamin dan 9 mineral.
Berkat bebelac saya memahami betul apa yang Naqib butuhkan untuk menjadi anak hebat #growthemgreat. Mari cari tahu lebih lanjut tentang tanggap yang lengkap di Tanggapyang Lengkap Sebagai Ciri Anak Hebat.”

2 comments :

  1. Pinter doang emang gak cukup buat anak ya Mbak, kalau saya lebih ke anak itu harus punya pengertian.

    ReplyDelete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)