Thursday 9 February 2017

Mari Belajar Warna Bersama Marbel


Rasanya serba salah memang di zaman tekhnologi serba canggih begini, anak dilarang main gadget, nanti bisa-bisa kalau dilepas main keluar dia akan ngiri sama temannya yang pegang gadget, lalu bertingkah semacam anak yang norak seperti baru menemukan benda baru jika dipinjamkan. Diajarin main gadget takutnya keterusan dan main terus. Jadinya gimana ya sebaiknya? Sama, saya juga orangtua yang masih baru belajar ngurus anak, masih bingung dalam menentukan sikap.
Tapi, sebagai orangtua yang nggak kepingin anaknya norak atau ketagihan main game, saya mengambil jalan tengah aja. Saya tetap memberi tahu ada benda bernama gadget, tapi saya nggak ngajarin anak untuk bisa mengoperasikan sendiri, jadi kalau dia mau main tetap minta tolong saya buat nyalain, bahkan jika anak saya bosan dengan satu permainan dia tetap minta tolong saya buat ganti permainan. Dan saya mewanti-wanti, dia hanya boleh main permainan, nggak boleh nonton youtube kalau nggak ditemani saya. Atau kalau dia pengen banget nonton Youtube ya udah saya ubah ke mode offline dan saya matikan internetnya. Atau saya putarkan kartun di TV. Kalau dia mulai ketagihan main saya bilang, “Mainnya jangan lama-lama bang, nanti matanya sakit loh” udah, ini cukup ampuh juga kok buat agak ‘keras’ sama anak. Jadi ya sistemnya kayak tarik ulur aja sama dia, anak diizinkan main tapi jangan lama-lama, nggak juga ngelarang dia ga boleh main takutnya nanti dia nanti malah jadi gaptek.


Pemberian gadget memang tidak selamanya buruk bagi anak, asal *bacanya yang serius setelah ini* mainnya DITEMANI ORANGTUA, dan setelah orangtua tak menemani dia bermain lagi ya udah selesai, simpen gadgetnya. Kalau kita nggak kepepet banget jangan dibiarin main sendirian, karena selain bikin anak nggak bergerak, kasihan juga matanya main terus menatap gadget. Pemberian gadget untuk Naqib saya batasi, misal main setengah jam, udah dia nggak boleh main lagi sampai siang, Naqib harus bergerak, main lego, atau main ketetangga. Atau kalau dia nggak mau semuanya saya kasih opsi, mau nonton kartun di TV? *kebetulan saya punya stok banyak hasil ngerampok di Youtube yang saya pindahin ke TV* Yang penting stop lihat gadget.


Lalu jika gadget bermanfaat untuk anak, apa yang bisa orangtua ajarkan kemudian melalui gadget?
Tentunya hal-hal yang berkaitan dengan edukasi, misalnya mengenal gambar, bentuk, jumlah, hewan, alam, profesi sekitar kita, kegiatan sehari-hari, mengaji, shalat dan banyak hal. Yang warnanya tidak terlalu mencolok, berbahasa Indonesia, mudah mengoperasikan dan  yang terpenting pelafalan dan suara jelas pada aplikasi tersebut.

Apakah ada?
Ada banyak sebenarnya di playstore, tinggal kitanya berhasil nyari apa enggak he.. Kebetulan saya dapat, sebuah permainan yang bikin saya takjub, gara-gara main ini Naqib bisa menghafal warna dengan baik, beneran dia jadi hafal warna *saya sudah takut aja Naqib buta warna* soalnya kalau nggak diajarkan sejak dini ya bisa terjangkit buta warna itu tadi. Tapi bermain ini dengan syarat, harus ditemani orang yang sudah mengenal warna dengan sempurna ya, kalau nggak ditemani ya anak nggak akan cepat nangkap ilmunya. Sama aja boong kan :D, anak nggak akan bisa belajar sendiri kalau nggak ada yang mengajarkan.


Permainan ini bernama Marbel warna, Marbel sendiri singkatan dari Mari belajar. Sebuah aplikasi belajar sambil bermain yang dikembangkan oleh anak bangsa dan isi permainannya sangat sederhana, tapi mudah sekali dimengerti.


Jadi begitu masuk ke layar utama kita akan disuguhkan 2 opsi, belajar atau bermain. Sekarang kita kupas yang tombol belajar dulu aja ya? Di tombol belajar terbagi lagi menjadi 4 permainan yaitu :


Belajar warna
Pada opsi ini jika anak menekan jamur warna maka akan timbul suara, misalnya jamur yang ditekan berwarna ungu, maka yang berbunyi adalah “Ungu” pelafalannya juga pelan dan jelas sehingga anak akan mudah mengerti. Jangan lupa jika suara keluar, orangtua juga ikut berkomentar


Belajar warna pelangi
Pada opsi ini warna pelangi akan muncul satu persatu dengan pelan, dan suara akan mengikuti warna yang keluar. Orangtua bisa sambil mengikuti suara yang keluar ketika warna pelangi muncul. Ketika kita menekan warna yang ada walaupun pelangi sudah utuh terbentuk, suara akan kembali berbunyi.


 Belajar campur warna
Pada opsi ini anak bisa belajar mencampurkan warna, pada opsi ini sebaiknya orangtua mengajarkan pada anak, kalau ingin menghasilkan warna orange bisa mencampurkan warna merah dengan kuning, begitu seterusnya, jangan lupa sembari mengajarkan, orangtua harus menyebutkan warnanya karena pada hasil pencampuran suara tidak menjelaskan dengan detail. Yang terjadi kalau anak dibiarkan main sendirian dia akan asal mencampurkan warna


Belajar warna benda
Pada opsi ini, benda akan muncul sesuai dengan warnanya. Misalnya anak menekan jamur merah maka yang keluar adalah benda mawar, apel dan stroberry, begitu seterusnya. Pada dunia nyata orangtua dapat mengulang kembali pelajaran yang sama ketika mendapati benda yang terdapat dalam permainan. Misalnya, "Naqib ini buah apel warnanya apa? yang sama kayak di marbel itu loh"




Sekarang masuk pada tombol ke 2, yaitu tombol bermain. Untuk bisa berada pada opsi ini pastikan anak sudah mengenal warna dengan baik ya, seenggaknya dia sudah mengenal 1-2 warna. Jadi kalau misalnya dia salah, kita yang ngajarin nggak geregetan :D


Bermain tebak warna
Pada opsi ini akan muncul tiga buah jamur, suara akan bertanya, “Yang manakah warna putih” maka anak harus menekan jamur warna putih. Jika benar maka akan keluar suara “Pintaaar, bagus, hebat, luar biasa” jika salah maka akan keluar suara “Oow” Sambil menemani anak bermain ada baiknya orangtua juga mengenalkan ketiga warna yang ada, “Dek ini warnanya, putih, merah, coklat yang mana warna putih?" tentunya sambil menunjuk jamurnya ya,



Bermain tebak warna benda
Pada opsi ini akan muncul benda dan anak harus memencet jamur sesuai warna benda yang muncul. “Apa warna untuk kaos?” jika anak memencet tombol yang benar maka suara akan meyebutkan warna bendanya “Putih”


Bermain tebak gambar
Nah kolom yang ini kayaknya bukan untuk balita deh, soalnya agak susah permainannya. Anak harus menghapal benda yang tersembunyi terletak dimana, dan harus membuka 2 kotak yang sama isinya. Agak susah untuk anak usia 3 tahun.



Bermain pallet warna
Kalau yang ini memasukkan jamur-jamur sesuai warnanya pada kolom yang berwarna sama dengan jamur. Suara akan menyebutkan warna jika jamur berhasil dimasukkan ke dalam kotak yang warnanya sama.



Catatan untuk orangtua jika anak ingin cepat bisa mengenal warna melalui permainan Marbel :

  • Butuh keaktifan orangtua juga untuk sambil mengajarkannya, misalnya permainan mengeluarkan suara “Biru”, orangtua dengan lafal yang tegas dan pasti mengeluarkan kata “Biru” juga dengan intonasi yang lambat dan agak nyaring. Kalau bisa diulang 2x.
  • Anak jangan dilepas sendirian jika bermain, dia nggak bakalan ngerti kalau nggak diajarkan kan?
  • Jika sudah bisa. Sesekali biarkan anak bermain sendiri, namun harus terus diawasi dalam bermain. Temani anak sampai dia bisa mengenal warna sampai 100%. Kalau sudah bisa boleh deh dilepas main sendiri
  • Bermain permainan ini harus dalam keadaan hati senang, kalau anak bête atau kesel ilmu nggak akan cepet masuknya. Butuh kemauan anak untuk mau main sendiri, atau orangtua bisa mengintimidasi anak, “Dek, ayo belajar warna”
  • Jangan lupa juga tetap mengulang pelajaran walau tidak sedang bermain, misalnya ketemu benda warna hijau tanyakan pada anak warna apa benda itu.
  • Permainan ini hanya cocok jika anak sudah menginjak usia 3 tahun ke atas, Jangan mengajarkan warna jika anak kurang dari umur ini, bisa-bisa anak Anda stress belum waktunya belajar udah belajar hee..
  • Belajar cukup setengah jam, lebih dari itu pasti anak bosan


Belajar warna ini nggak sampai seminggu, Naqib sudah bisa mengenal warna dengan baik. Seenggaknya dia sudah tau warna merah, kuning, orange, biru, hijau, abu-abu, hitam dan putih. Not badlah untuk ukuran anak 3 tahun kan? Selamat belajar dirumah


14 comments :

  1. Anak saya belum genap 2 tahun, masih mengumpulkan 'nyawa' untuk menonaktifkan tv dirumah. Hehe...
    Marbel ya? Noted, buat bekal tambahan si kecil baru pas mulai mengenal warna :)

    ReplyDelete
  2. Di rumah juga No Youtube. Palingan game aja. Itupun cuma anakku yang sulung yg suka main gadget dua adiknya malah jarang banget. Emang sih aku juga ga ngelarang tapi membatasi....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba lebih baik gtu menurut saya daripada dilarang sama sekali,

      Delete
  3. Bagus juga app nya, tapi teteup ya pengennya screen time setelah anak 2 tahun, semoga bisa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi iya.. Klo anak 2 tahun kyknya blom ngeh deh mbak 😂

      Delete
  4. seru yah anak jd bisa belajar..tapi bener harus didampingi orang tua

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bun, Alhamdulillah sih Naqib udh ngerti warna banget berkat belajar ini 😊

      Delete
  5. edukatif nih aplikasi nya, saya belum punya anak sih..tapi lumayan ilmu nya heheh :D

    ReplyDelete
  6. Waaah seruu nanti kalau aku pulang mau ngajak ponakan main ini :D

    Eh mbaa boleh saran?
    kok aku gabisa klik kanan yah dsini.. nah kalau misal aku mau menuju link yang lain, jadi tulisan yang aku baca ini ilang karena link nya ga open di new tab. Gimana kalau linknya di bikin open in a new tab ajah ? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mksdnya biar anti copy paste. Oke nanti yg link hidupnya aku bikin open di tab yg baru. Makasih ya udh mampir say

      Delete
  7. Asik tuh buat mainan si kecil.
    jaman sekarang anak terlalu sering main gadged

    ReplyDelete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)