Friday 30 August 2019

Walaupun Jaman Sudah Canggih, Jangan Lupakan Jasa Pak Pos



Generasi 80an pasti nggak asing dengan bapak-bapak berbaju orange, helm orange, dengan tas besar berwarna abu-abu di bagian kanan kiri bagian belakang pada motor si bapak. Tas tersebut membawa surat-surat yang dikirim handai taulan kepada kita, dan suara teriakan, “’Pooooos, misiiiii,…” sudah terdengar sangat akrab sekali ditelinga pada saat itu.


Dulu dirumah saya terdapat kotak pos, letaknya diatas pagar rumah, pak pos nggak perlu teriak-teriak memanggil penghuni rumah saat ada surat datang untuk kami, dia hanya perlu menempatkan surat-surat yang datang pada kotak tersebut, sebelum email booming dan menjadi surat yang sangat membantu karena kita dapat berkirim kabar dengan waktu hitungan detik, surat dalam bentuk fisik selalu saya nanti-nantikan setiap hari, surat tersebut dikirim teman-teman sekolah, saudara, juga sahabat pena saya dari penjuru tanah air. Walaupun lama sampainya, bisa seminggu bahkan 2 minggu, saya tetap suka jika ada teriakan pak pos, memorable banget. Kamu juga pastinya?

Itu pak pos ngeriung ngomongin apa dah?


Sekarang pak pos apa kabar?
Sekarang pun pak pos masih ada kok, mereka masih suka saya lihat mengantar surat-surat yang dikirim, biasanya sih surat yang dikirim bukan lagi surat fisik yang menanyakan kabar seseorang, melainkan berupa tagihan kartu kredit, kartu hari raya (perayaan agama tertentu) kartu undangan nikah, atau paket-paket. Pak pos masih ada kerjaan walaupun email menjadi alat paling mudah mengirim surat, saya masih suka ngeliat pak pos kilar-kilir di jalan, bersaing dengan perusahaan-perusahaan ekspedisi yang tengah berkembang. Sampai saat ini baju pak pos masih orange juga kok belum berubah :D


Hari itu di Bandung, setelah dari Museum Geologi, saya makan siang, dan perjalanan dilanjutkan kembali untuk mengunjungi Museum Pos Indonesia, masuknya gratis, kita hanya disuruh mengisi buku tamu. Untuk melihat-lihat sejarah pos di bagian depan ada brosur yang bisa dibaca-baca terlebih dahulu. Selesai mengisi buku tamu saya bisa melihat sejarah pos Indonesia dimulai dari jaman penjajahan Belanda (Belanda lagi….) sampai dengan saat ini.
Kurang jelas pos pertama kapan adanya, tapi dari perangko pertama yang diterbitkan tahun 1864 saya menebak saat itulah pos pertama muncul di Indonesia, eh saat itu namanya Hindia Belanda ding belum Indonesia :D. Walaupun saat itu belum ada perangko dan pos belum muncul, pasti ada lah ya yang namanya kurir untuk mengantarkan berita dari satu orang ke orang lain. Mungkin kurir-kurir itulah yang menjadi cikal bakal munculnya pos Indonesia.


Sebetulnya saya menikmati banget melihat benda-benda di Museum Pos ini, sayang museumnya kurang perawatan, walaupun sejuk agak kurang bersih lantainya dan beberapa barang agak berdebu. Sayang banget ya ini kan benda bersejarah, kalau nggak dirawat sama aja kita nggak merawat sejarah itu sendiri. Btw, ruangan pameran di museum Pos Indonesia sebenarnya nggak terlalu lebar tapi cukup puas kita bisa melihat banyak sejarah yang nggak kita dapat di tempat lain, apalagi buku sejarah :D, ruangannya sendiri terdiri atas 2 lantai :


Lantai 1 adalah ruang Social Center
Pada ruangan social center ini pengunjung tidak hanya bisa melihat-lihat, tetapi juga merasakan langsung bagaimana proses pengiriman surat, mulai dari menulis surat, menempelkan perangko, pengecapan dan pengeposan surat. Tentu saja ini ruangan edukasi sebagai pusat pengembangan sosio-kultur di bidang layanan pos. sebut saja, ruangan ini adalah kantor pos sesungguhnya, bukan termasuk area Museum Pos Indonesia. Kita bisa melihat secara langsung kinerja pak pos,

ini mesin yang jual perangko


Lantai 2 adalah ruang basement
Di sini kita bisa mendapatkan banyak informasi bagaimana awal mula pos berdiri, hingga bisa mengantarkan surat pada seluruh  masyarakat Indonesia. Berisi benda-benda koleksi pos. yang terdiri dari :

1.      Koleksi Sejarah
Menyajikan surat emas raja-raja (golden letters), ruang mini Mas Soeharto, ada pula maket gedung kantor pos Dili Timor Leste, kemudian foto-foto pemimpin perusahaan, piagam penghargaan untuk PT Pos Indonesia, juga kita bisa melihat sejarah berdirinya UNI POS SEDUNIA

2.      Koleksi Filateli
Tentu saja, yang disajikan koleksi perangko. Disajikan pada kaca-kaca yang bisa digeser untuk melihatnya. Perangko ini disusun berdasarkan periode (tanggal) dan yang berlaku pada daerah tertentu. Selain itu kita bisa melihat perangko pertama di dunia. Aneka ragam filateli, peta dari berbagai negara, dll. Perangko-perangko ini secara berkala dicatat sama petugas pos, waktu saya kesana banyak yang sedang bekerja untuk ini.

baju pak pos dari waktu ke waktu

3.      Koleksi Peralatan
Koleksi yang ditampilkan meliputi aneka ragam kotak pos dari jaman baheula sampai dengan saat ini, timbangan, aneka ragam baju pak pos, motor pos sampai aneka ragam alat-alat yang menujang pekerjaan pak pos.

peralatan pos

Walaupun ini hanya museum pos, setidaknya saya mendapatkan banyak pengetahuan tentang sejarah pos di Indonesia, btw kamu sudah datang ke sini gengs?

Museum Pos Indonesia
Jl. Cilaki No.73, Citarum, Kec Bandung Wetan, Kota Bandung
Jawa Barat 40115

4 comments :

  1. Wah bagus banget nih Mbak museumnya. Kita bisa mengingat pak pos hihi

    ReplyDelete
  2. Saya biasanya masih menggunakan nih Mbak jasa Pak Pos ini biasanya buat mengirim paket

    ReplyDelete
  3. Wah iya nih Mbak jangan sampai lupa nih ya Mbak sama jasa Pak Pos

    ReplyDelete
  4. Teh, maap ada gbr yg aku comot utk situs (philanum-dot-com) dg menyertakan link ke situs teteh, nuhun.

    ReplyDelete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)