Kalian pernah denger urban legend tentang rumah kentang nggak di Bandung? Sampai-sampai sangking terkenalnya, urband legend ini dibikin sebuah film yang nggak cukup sekali diceritakan. Iya, film Rumah Kentang yang pertama di produksi tahun 2012, terus ada lagi yang tahun 2019 kalau nggak salah, yang jelas keduanya belum aku tonton sih hihi..
Rumah kentang
sebenernya ada dua, satu di Jakarta, satu di Bandung. Kalau kisah yang di
Jakarta itu menceritakan seorang ibu yang sedang merebus kentang, anaknya yang
masih bayi tiba-tiba masuk ke dalam panci rebusan kentang hingga tewas, nah
setelah kejadian itu masyarakat sekitar sering mendengar tangisan bayi dari
dalam rumah dan bau rebusan kentang setiap kali lewat depan rumahnya.
Kedengeran agak konyol sih ya, bagaimana cara si bayi masuk ke dalam panci,
terjun kah, diceburin kah, atau bagaimana ya? Secara konon katanya pancinya
besar, sedangkan yang tercebur bayi, nggak make sense banget bayi terjun
sendiri, kalau pun bayi itu memberontak dalam gendongan, pastilah si ibu akan
menjauh dari panci kan? Dan yang lebih lucu lagi, ini jadi urban legend, hal
yang belum jelas kebenarannya.
Kalau rumah kentang yang di Bandung, lebih ajaib lagi gengs :D ceritanya, rumah itu dulunya adalah tempat tinggal tentara Belanda dan tempat penyiksaan, dan disebut rumah kentang karena seringnya tercium bau kentang dari dalam rumah, makannya disebut rumah kentang. Yang jadi pertanyaan, apakah para tamu sering disajikan kentang rebus sebagai hidangan, atau ada tanaman kentang kah? Ga jelas juga kepastiannya gimana. Tapi namanya juga urband legend, jadi ada cocokologi wajar lah ya. Dan, rumah kentang yang menjadi rumah makan ini lokasinya di Bandung. Sebelum pulang ke Bekasi aku sempet mampir kesana.
Ceritanya, sekitar tahun 2020 (ketika covid lagi hangat-hangatnya) bangunan urban legend Rumah Kentang yang horor itu direnovasi dan akhirnya menjadi rumah makan yang instagramable. Pendirinya Arys Buntara seorang pengusaha kuliner asal Solo. Bener-bener dirombak tapi tetap mempertahankan bangunan lama. Seperti yang kita tahu, Bandung terkenal dengan banyaknya bangunan heritage berupa peninggalan kolonial Belanda, pada bangunan rumah kentang, bangunan kolonialnya nggak hilang tetapi tetap berpadu dengan ornamen moderen kontemporer, sangat anggun dan megah.
![]() |
semi Indoor, kami duduk di sini kemarin |
Waktu memasuki restonya
ini pikiran aku seperti terlempar ke dalam memori kolonial, dimana aku
membayangkan ‘Dulu banyak kompeni-kompeni duduk diam disini, merundingkan
banyak hal untuk melawan tentara Indonesia’ yang sekarang hanya bisa dirasakan
residual memorinya aja. Kalau yang punya ‘kepekaan’, bisa merasakan residual
itu sebenernya. :D
![]() |
Indoor |
Resto terbagi dua
tempat, area smoking dan non smoking, yang aku suka bangkunya sofa jadi beneran
cozy banget buat santai-santai, makan sambil senderan. Tapi pastikan
kalau bawa anak kecil alas kaki dilepas ya, soalnya kesian juga ini kalau
sofanya sampai diinjak-injak. Bayangin, bersihin kotoran di kain kan susah banget
T_T. Bangunannya semi terbuka tapi tetep dingin, karena ACnya berasa banget
walaupun jendela-jendelanya terbuka lebar.
Di sana sini banyak
sekali ornamen vintage yang mengingatkan kita pada tahun sebelum Indonesia
merdeka. Ya seperti yang aku bilang, bau-bau kolonialnya nggak bisa hilang dari
bangunan ini. Perpaduan antara ubin dan warna bangku pas banget, nggak bikin
sakit mata.
Makanan &
minuman
Sesuai nama rumah
makannya, makanan disini banyak yang bercita rasa kentang, dan beberapa ada
yang di mix dengan masakan lain. Kami saat itu memesan Moza beef baked Potatoes
68k : kentang ukuran besar di panggang, yang isinya dikeluarkan sebagian, terus
diolah dengan susu dan keju dan irisan daging, lalu atasnya ada lumuran mozarella,
disajikan juga dengan salad, yummy
banget, sebagai pecinta keju aku rekomendasikan,. Dan porsinya bikin kuenyaaaang
sampai begah, prohenya ada, karbonya dapet, seratnya juga ada.
Lalu ada American cheese burger 75k : premium burger, ini juga enak banget, karena selain pakai patty di dalamnya ada daging slice gitu, saus kejunya juga enak, berpadu dengan salad dan kentang goreng yang digoreng tepung, btw, kentangnya enak sih, nggak berasa langu, nah berarti minyak yang dipakai bagus nih.
Homemade fries : 35k
Minumnya : mangomint
48k, jus mangga yang di mix dengan daun mint. Seger-seger gimana gitu rasanya
:D
Chocolate square : 58k,
yang ini favorit banget, aku suka sampe mesen 2 wkwk..
Gelato : 28k (dijual
terpisah dari menu)
Sementara kami nggak
pesen banyak menu karena baru selesai sarapan (mana sarapan mie instan :D).
Niatnya sih hanya kepo bangunannya, sekedar pengen minum-minum, eh pada makan.
Untung habis, soalnya walaupun kelihatannya ini makanan ringan tapi karbonya
lumayan banyak juga. Hari ini, karbo yang dimakan sangat banyak dari pagi
ckckck..
Masakan lain ada pasta,
dan makanan berat kayak ayam bakar, steak, salad, sandwich, tahu goreng, nasi
goreng, berbagai macam cake dll dan semua masakannya plattingnya bagus sekali,
curiga yang masak mantan chef hotel. Btw, selain plattingnya bagus, porsinya
besar dan rasanya ga ada yang failed. Sesuailah sama harganya. Pesen
semua menu nggak ada yang mengecewakan. Kalau ke Bandung next time aku pasti
bakal mampir sini lagi.
Fasilitas lain :
Sebenernya resto ini
terbagi 3 ruang, ada yang Indoor, semi Indoor, dan outdoor. Kalau yang Indoor
masih terbagi dalam dua ruang lagi, yang paling dalam, dinginnya beneran dingin
AC mejanya agak lebih tinggi dari yang semi Indoor, sedangkan yang semi Indoor
mejanya agak lebih rendah (kayak meja ruang tamu gitu loh), nah yang semi
Indoor ini dinginnya nyampur sama angin lokal dan angin AC. Duduk di semi Indoor
juga nggak menjamin terbebas dari asap rokok karena ruangannya sebelahan dengan
yang outdoor. Sementara jendelanya terbuka. kalau di Indoor kalian bisa merokok
di sini, bangkunya juga tetap sofa.
Dalam satu ruang kita
juga bisa melihat barista meracik kopi, karena ada dapur terbuka khusus untuk
membuat minuman. Btw, mereka juga menjual akohol, jadi perhatikan minuman yang
kalian pesan ya. Bisa menanyakan pada waiterssnya, minuman mana yang tercampur
alkohol dengan yang tidak.
Serunya kalau malam atau
pas weekend suka ada live music. Ruangannya juga ramah anak,
selain luas juga bangkunya empuk seperti yang aku kasih tau di atas, cuma nggak
disedikan playground ya.
Di bagian belakang
dekat dengan toilet juga tersedia mushalla, cuma nggak tau disediakan alat
shalat atau nggak. Yang penting kalau kamu kesini pas jam shalat mending bawa
alat solat. Btw karena mungkin ini bangunan lama ya, pas mampir ke toiletnya,
auranya beda huhuhu.. Takut banget. Aku sampai nggak berani pipis disini,
yes.. aku terlalu peka T_T.
![]() |
tapi nantang foto2, dasar panjul! |
Roemah kentang juga
bisa digunakan untuk acara pribadi misal lamaran, prewedding atau gathering
atau acara lainnya misal pengen arisan, kongkow atau acara lainnya disini. Yuk ah
mampir.. :D
Roemah Kentang
Jl. Banda no 18
Bandung (230)
Post a Comment
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)