Friday 9 July 2021

Kok Ikutan Kerja, Emang Duit Dari Suami Kurang?

 



 

Ini pertanyaan yang sering banget ditanyain ke saya, “Kok ikutan kerja, emang duit dari suami kurang” padahal tau nggak sebelumnya dia nanya apa? “Lulusan S1 dirumah aja?” eh maksud lu tuh gua kudu ngapain sih sebenernya, coba tolong jelaskan Verguso. Jadi emang ya, perempuan yang sekolah tinggi, dirumah aja salah, kerja juga salah, kalian mau tau salahnya dimana? Pasti sudah banyak yang tau, nah buat yang nggak tau sini merapat. Jadi, kalau lulusan perguruan tinggi apalagi Sarjana itu pasti bakalan ditanyain setelah lulus sama orang-orang, “Eh mbak yu, sudah sarjana ya? Sudah kerja belum?” nah kalau belum pasti ditanyain dah tu merepeeet.. males juga repetannya itu dijabarin. Terus akan jadi masalah bagi orang-orang misalnya dia sudah menikah, “Mbakyu kok ikutan kerja, emang duit dari suami kurang?”,

misalnya dia sudah punya anak, “Kok mamanya kerja sih, anaknya ama siapa? Nggak diasuh sendiri, titipin orangtua? Ya ampun kasian banget orangtuanya dititipin anak, yang seharusnya sudah menikmati masa tua, masak masih ngasuh anak, harusnya itu kamu yang ngasuh orangtua” dah panjang tuh ya repetannya, saya rasa pasti banyak nih embak-embak diluar sana yang dapat pertanyaan kayak gini, ya kan..ya kan..?

Nah itu pertanyaan buat embak-embak yang bekerja diluar, trus misalnya dia sudah menikah, dan berhenti bekerja, dan full time dirumah aja mengurus rumah, anak dan suami ada lagi nih pertanyaannya, “Loh mbak, kuliah tinggi-tinggi kok dirumah aja? Apa nggak sayang ijazahnya?” serba salah kan lu jadi perempuan, bahkan temen saya aja ada yang merutuki nasibnya, “Kenapa sih gue jadi perempuan, yang kesempatannya nggak setara dengan laki-laki” emang kadang mulut-mulut orang itu bikin kita jadi nggak bersyukur sama hidup.

Sini saya kasih tau, emang kita hidup di dunia ini yah nggak akan bisa menghindari mulut-mulut dari orang-orang seperti itu, karena menurut Al-Qur’an pun orang-orang demikian nggak akan pernah punah seperti layaknya dinosaurus, dalam Al-Qur’an orang-orang julid bisa disamakan dengan orang-orang yang suka berghibah, tapi ada makna lain dari kata julid itu sendiri, dalam KBBI julid diartikan orang yang iri, dengki dan suka ikut campur urusan orang lain. Tapi perasaan iri, dengki dll itu bisa berubah haluan kalau si orang ini bertemu dengan orang yang sekufu membenci sumber, maka akan jadilah itu ghibah, “Eh si A kan cuma kerja dirumah, kesian bener romannya, mana sarjana”, atau “Si A kerja ya, anaknya emaknya yang ngurus tau nggak, kan kesian bener harusnya udah santai-santai eh ini malah kesialan ngurus cucu” orang-orang semacam itu nggak akan pernah bisa kita hindari loh bun, semakin diladenin semakin jadi semangatnya buat menggunjing kita, kalo saya digituin, saya sih diem aja. Ntar juga dibales sama Allah, begitu prinsip saya, walaupun pada akhirnya nangis gerung-gerung dipojokan karena nggak terima wakaka..

Dalam Al-Quran dijelaskan : Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka (kecurigaan), karena sebagian dari berprasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Loh ya, dia makan bangkai kita loh, sudahlah jijik toh, yang penting kita nggak makan bangkainya dia.

 

Jadi apa yang harus saya lakukan?

Kamu harus bisa menjawab pertanyaan orang itu hehe.. penjelasan panjangnya seperti ini.

Jadi, nggak selamanya perempuan yang bekerja itu, duit suaminya kurang. Ada yang namanya passion, dan itu nggak bisa disamain dengan bekerja yang sekedar mengharap gaji. Kan kalau orang bekerja di kantor, dia memang diniatkan untuk mencari uang. Tapi kalau bekerja dari rumah belum tentu dia mengharapkan gaji, baginya gaji itu bonus, sedangkan bisa menjalankan passion itu privilege

Contoh nih, ada ibu-ibu yang hobbynya bikin kue mulu, tiada hari tanpa bikin kue, daripada passionnya sia-sia bagaimana kalau karyanya dijual. Kamu tau nggak sih hobby apa yang menyenangkan? Yaitu hobby yang menghasilkan. Karena apa? Kalau ada yang beli usahanya, berarti orang suka dengan apa yang dia kerjakan, tandanya hobbynya bermanfaat. Tanda orang suka atau tidak itulah yang menjadi acuannya dalam berkarya, biasanya kalau ada yang suka dengan usahanya, dia akan meningkatkan skill dengan ikutan banyak pelatihan agar semakin mahir dan lihai, orang tersebut akan mencapai kepuasan jika yang beli puas dengan karyanya dan suka banget, sukanya bukan sekedar nyenengin orang ya, tapi sukanya beneran dari hati. Orang yang suka dengan karyanya akan membuat dia ketagihan melakukan karya berulang-ulang, makannya kenapa ada suami yang kerja, terus istrinya sibuk melakukan hal lain yang menghasilkan uang, ketahuilah dia sedang ketagihan membuat orang lain puas. Dan kepuasan yang lain akan semakin menjadi-jadi jika dia bisa membantu keluarga misalnya, jika si pak suami sedang kesulitan ekonomi. –-asal jangan menyalahi kodrat sebagai perempuan ya bu, nggak usah ngungkit-ngungkit itu gaji dirimu yang menghasilkan, terhina tauk rasanya suami digituin-

Ya sama nih kayak saya, saya hobbynya nulis, apa saja pengen ditulis, kadang mikir, orang suka nggak sih sama tulisan saya? Untuk mengujinya ya saya menjual tulisan saya, kalau banyak yang baca berarti memang tulisan saya bagus, apalagi kalau ada yang merasa tulisan saya bermanfaat untuk mereka, itu tuh lebih dari sekedar uang bagi saya, beneran ketagihan bikinnya, “Ya kalau gitu tulisannya gratisin aja, kalau emang pingin memberi manfaat pada orang lain”, nggak gitu juga ya Julaeha, memangnya mengerjakan ini semua nggak butuh waktu dan tenaga, begadang, nyiapin cemilan. Bla..bla..bla.. bagi saya gaji itu reward atas semua jerih payah yang telah saya lakukan. Ada tulisan saya yang digratiskan untuk dibaca, seperti yang saya tulis di blog ini, ini gratis loh saya nggak pasang adsense :p, ada pula yang memang saya jual seperti review barang, atau orang titip link. Ya masak sih saya terima gitu aja, ntar yang kaya makin kaya (karena iklannya abadi di blog saya), yang nulis kelelahan nggak dapat apa-apa.

Ada lagi nih, jadi nggak semua perempuan bekerja itu duitnya balik lagi ke diri sendiri, jangan lupa jika dia masih punya orangtua, adik-adik yang masih kuliah/sekolah dan hanya dia yang diharap-harapkan, perempuan itu nggak mungkin minta melulu ke suami yang notabene duitnya buat kebutuhan sehari-hari, maka jalan satu-satunya bagi si perempuan adalah bekerja. Makannya, kita nggak pernah tau kan dapur orang bagaimana, jadi sekali lagi nggak selamanya perempuan bekerja duit suaminya kurang ya Julaeha..

Ada pula perempuan yang emang sukanya kerja, energinya banyak, walaupun duitnya sudah banyak dia akan merasa bete kalau nggak kerja, daripada stress mending dia mengeluarkan energi yang berlebih itu, jadi ya perempuan satu dengan yang lainnya memang nggak bisa disamain.

 

Trus kalau orang tanya, jawaban singkatnya gimana?

Coba suruh baca tulisan ini wakaka.. ya udah diemin aja, seperti yang saya bilang tadi, manusia sejenis itu nggak akan bisa punah, mati satu eh ketemu lagi yang lain,  yang lain mati ada lagi. Udahlah, diemin aja, kalau ada yang tanya, ya bilang aja.. “Duit suami emang nggak kurang, tapi masak hidup saya nggak bermanfaat buat orang lain, duit saya lebih kan saya bisa infaq, sedekah dll.. termasuk kalau anda mau pinjem duit karena kurang, boleh saya infaqin” eh ya Allah nggak mungkin sih ya ngomong gitu, ya udahlah diemin aja. Nanti juga akan datang masanya orang-orang yang suka julidin kita akan diem karena cape, ya nggak?

3 comments :

  1. semangat berkarya terus ya mbaaa..berkarya juga sama dengan healing, dan menggunakan waktu sebaik-baiknya dan mengurangi julid ke orang hehe

    ReplyDelete
  2. Bener banget, Mbak. Lulusan S1 di rumah aja salah, tapi pas kerja juga salah karena sudah ada dari suami. Serba salah kalau dengerinn omongan orang.

    ReplyDelete
  3. Pas aku mutusin resign, banyak sih kolega kantor yg awalnya nanya, dapet tawaran di bank mana? Krn mereka pikir aku kluar dari HSBC Krn dapat offer baru dari bank lain. Pas mereka tahu aku memang kepengin resign dan santai di rumah pada kaget :D. Bbrp ada sih yg mastiin, "ga nyesel?" "Yakin lu kiat di rumah aja?"

    Tapi Krn aku tahu mereka ga ada maksud julid, jadi aku msh ngejawab baik2 :). Untungnya ga ada sih yg nanya julid gitu. Kalo ada, aku pastiin di aku block dari segala macam kontakku man hahahaha.

    ReplyDelete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)