Monday 31 October 2016

Bukannya Medsos Memang Tempatnya Pamer Ya?


Saya pengen ketawa waktu ada temen yang nulis status yang intinya dia itu sebel sama orang yang statusnya mamer mulu di medsos. Sebelum makan, jepret posting. Lagi liburan, jepret, posting. Beli ini, beli itu, jepret posting. Atau yang nggak berupa gambar alias cuma kata-kata aja, dari yang statusnya normal sampe nggak normal semuanya diposting. Dan terkadang kita nggak sadar main posting semua yang ada di pikiran kita, karena pengen eksis di medsos dan pengen orang tau kegiatan kita semuanya kita posting tanpa tending aling-aling.

Bahkan kadang saya suka bingung, saya ini ada di alam mimpi apa realitas, secara semuanya di pamerin. Sampai-sampai ibadah aja dipamerin di medsos. "Alhamdulillah udah sahur", "Syukur kebangun tahajud", "Alhamdulillah bisa infaq sejuta", Saya nggak tau niat dari yang nulis status apakah ingin memberi motivasi pada orang lain atau sekedar ingin diperhatikan orang. Ya, sadar nggak sadar kita nulis status karena ingin dapat pujian dan likers dari orang yang baca. Dan bisakah niat kita bertahan dari tulus dan ikhlas ketika mendapat sanjungan dan pujian bertubi-tubi? Seorang Nabi Adam saja bisa tergoda apalagi kita yang manusia biasa. Nggak hanya itu, bahkan kehidupan rumah tangga aja sekarang di pamerkan di medsos, ada yang posting romantis sampai dramatis. Dulu saya sempet nih begini habis nikah pengen pamer sok-sok romantis sama suami, habis sebel banget dengan para ‘penggoda’ saya berharap kalau saya pamer kemesraan mereka bakalan berhenti. Eh jawaban suami saya ngeselin, “Ngapain sih pamer-pamer kemesraan di medsos? Percuma pamer kemesraan kalau di dunia nyata ga mesra” jebret! Selesai dan saya malas ngebahas ini, bodo amat saya dianggap punya suami apa nggak. Tapi lama-lama mikir, iya juga sih kemuflase sok-sok romantis padahal aslinya mau romantis aja susah, mending berlaku mesra dengan wujud aslinya langsung, daripada di medsos yang fiktif. Wkwk..


Mau marah sama yang bikin status gara-gara dia suka pamer? Coba deh tengok diri kita, apa iya kita bersih dari yang namanya posting status pamer? Meskipun niat kita  cuma sekedar posting, misalnya nggak ada yang komen atau ngelike, sebel nggak? “Udah cape-cape posting, mikir lama, lalu bikin status sampek sejam, nggak ada yang komen, minimal di like kek " nah pernah nggak berada di posisi kayak gini? Loh tadi katanya niat cuma sekedar posting, nggak ada yang komen atau like kok marah :D? Sadar nggak sadar kita nggak bisa semena-mena marah sama orang yang suka posting status pamer, misalnya diri sendiri juga masih berharap like dan komen. Sebenernya kamu cuma sirik sama orang yang begitu posting dapat like dan komen banyak. Atau kamu cuma sirik dia punya kelebihan yang nggak kamu punya.
Balik lagi deh ke soal sebel ke orang yang suka pamer, sebenernya kamu yang sebel pernah nggak sih pamer ke orang? Nggak pernah? Masak? Yakin? Coba liat status-statusnya,
Walaupun hanya “Aku lelah, ga enak banget begadang” ini sejujurnya kamu pengen banget dapat perhatian, pengen ada yang bilang “Jangan begadang, jaga kesehatan dong”, kamu nggak akan bisa terima kalau ada yang komen “Siapa suruh begadang, nggak ada yang nyuruh kan?” ya kali orang kan banyak banget tipenya, masak dinyinyirin nggak terima. Sama, saya juga nggak terima sama orang yang nyinyir, ketika saya posting status yang positif walaupun saya sadar tipe manusia bereda-beda, karena ini bukan kebutuhan saya mendapat respon negatif ketika posting yang positif.
Nah ngomong-ngomong soal kebutuhan, saya pernah baca status seorang temen yang intinya kayak gini, ‘Pada dasarnya kebutuhan akan pengakuan dan aktualisasi diri termasuk kebutuhan dasar manusia di tingkat tertinggi (versi maslow). Dan manusia adalah mahluk sosial, saat ia merasakan sesuatu sudah naluriahnya menginginkan orang lain merasakan apa yang ia rasa. Dan sosmed adalah cara termudah untuk mendapatkan pengakuan dan pemenuhan akan hasrat terhadap actual, lebih gampangnya dianggap dan ‘ada’.’ Nah sayangnya saya lupa yang bikin status ini siapa, pas copas saya baru nyadar, ah iya lupa nginget siapa yang share status ini. pokoknya saya minta maaf ya buat yang bikin status ini di medsos dan saya copas, mudah-mudahan berkah buat mbak/masnya yang bikin status.

Tuh kan, Facebook aja bilang, gunanya dia itu untuk membantumu terkoneksi dengan orang

Nah dari teori Maslow aja udah jelas ya, bahwa manusia pengen banget diperhatikan. Saya pernah baca status temen yang kurang lebih kayak gini bunyinya, “Saya punya temen banyak di FB tapi sedikit yang mau silaturahim sama saya, saya akan me-remove temen yang jarang silaturahmi sama saya,” eaaaa.. maksudnya pengen dikomenin kan statusnya, ngaku sajalah, yang bikin status begini nggak satu-dua orang aja, banyaaaak bersliweran di beranda saya. Lah ini sebenernya tulus nggak sih temenan, masak hanya gara-gara nggak pernah komen mau diremove :D karena nggak mungkin kan orang bisa mantengin FB seharian dan komen satu-satu di status temennya. Saya baru akan meremove orang kalau orang itu kejam sama saya, atau share pornografi, titik!

To be continued…. Biar pada penasaran, klik postingan selanjutnya ya :D

33 comments :

  1. Dulu ada temen yang hatinya meradang karena postingan orang lain. Saya bilang, kenapa nggak unfriend aja? Dia bilang nggak enakan. Lah, dikira saya enak kali denger omongan dia, haha...

    ReplyDelete
  2. Namanya juga medsos atau media sosial, tentu di antara maksud diadakannya media tersebut adalah agar tiap individu yang tergabung di medsos diketahui ke"ada"annya.

    ReplyDelete
  3. Status gue tuh maaan.....tega nian inget statusnya doank orangnya kagak :D :D

    Btw...Aamiin semoga jadi berkah buat gue, buat manda dan yang baca tulisan manda ini��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha... maap.. maap,sungguh aku lupa mak, makasih udh diikhlaskan copasnya

      Delete
  4. Salah satu tujuan pamer agar sesorang dikatakan esksis. Eeaa...

    ReplyDelete
  5. Saya setuju sama komentar suami mbak hehe.. :) saya pribadi boleh2 saja sih sesekali 'berharap diperhatikan' via sosmed gak berlebihan ;-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau berlebihan saya jga menghindari itu mba sekarang :)

      Delete
  6. ini posting kedua yang saya baca tentang pamer di sosmed..hehehe. Saya juga bingung sih sama tipe orang yang asal langsung judge pamer padahal misalnya seperti kita para blogger kan juga menggunakan facebook dan instagram untuk kerja yaitu promosiin blog kita atau product milik klien/brand ya kalo orang ga ngerti2 amat bisa disangka pamerr terus padahal sih sama aja kayak kerja, ya intinya untuk penghidupan kita. Mungkin mereka masih kurang ngerti bahwa social media memang ada fungsi untuk promosi dlm ranah kerjaan..dan mungkin terlalu menganggap social media itu dunia nyata..padahal social media ya social media bukan dunia nyata tapi fiktif..sebenarnya balik lagi ke masing2 orang krn toh ada yang tanggapannya positif tp ada juga yang malah negatif. nice article mbak :)

    http://blueskyandme.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi diri sendiri emang susah banget ya mba, banyak yg nimbrungin wkwk

      Delete
  7. Disadari atau ngga ya Emang itulah kegunaan medsos. Ruang berpamer ria. Entah kita sadari atau nggak.

    Yang penting pinter-pinter kita aja memilah mana yang patut dan nggak untuk diumbar di medsos. Itu sih menurut saya.. ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali, kalau pamernya positif nggak papa dong ya, namanya juga rumah sendiri, tapi kalau pamernya masalah aib misal habs berantem sama suami, kayaknya nggak kece juga kalau dipamerin :D

      Delete
  8. hahaha, seru nih artikel ini. Memang kl diliat lagi, hakikat sosmed kan menghubungkan yg tadinya susah ketemu ya. Lebih epektip gituhh. Lah kl pengen mengabarkan kabar terbaru lalu posting, sah2 aja sih :) Asal pilihan bhsnya yg hrs hati2.. Nah, karakter ssorg bs dilihat dr bhs pilihannya ituh :) #duhudahpkepanjangan

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya ya, awalnya kan sosmed itu buat saraana komunikasi. Tapi kenapa skrg jd berubah haluan wkwk..bingug sayah

      Delete
  9. Memang ga bisa di ingkarin,medsos itu jd ajang pamer. Tp Saya paling ga suka yg pamer2 sedang melakukan ibadah apapun itu,kasihan luntur sdh amalannya karna RIYA

    ReplyDelete
  10. Halo mbak salam kenal, eh nama kita samaan... Hehe

    Kalau saya masih mentolerir pamer di sosmed kalau masih dalam taraf wajar. Kalau pamernya berkelas okelah (makasudnya gak norak dan gak mirip OKB).

    Blogger2 saya rasa punya cara pamer yg berkelas bahkan bermanfaat utk orang lain, misalnya pamer tentang liburan tapi disertai dengan informasi lengkap ttg deatinasi liburannya. Nah itu pamer yg oke banget. Saya menikmati pamer semacam itu. Atau pamer pengetahuan lewat tulisan2 yg sarat informasi sy jg suka.

    Tapi... Kalau pamernya norak? Misalnya kenalan saya yg sering pamer belanjaan.

    Ngiri?

    Sama sekali enggak.

    Trus salahnya dimana?

    Dia kurang peka. Saya malah mau ketawa dan kasihan sama orang tadi karena cara pamernya kurang tepat, malah memancing orang utk berkomentar negatif.

    Misalnya,baru dibelikan perhiasan atau tas sama suaminya, trus dia upload fotonya tapi... Upload berikut dengan LABEL harganya, hehehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, itu dia yang saya maksud. Pamernya yg elegan dikit kayaknya nggak masalah ya mba, tapi klo menjurus2 OKB, alah..tenane rek wkwk

      Delete
    2. Balik lagi, sih kalo emang ga suka atau di anggap norak di hapus, di block, di hidden banyak cara kok untuk tidak rumit ngurusin orang, itu hak dia untuk bahagia, mungkin dengan cara dia posting dibeliin suaminya perhiasan
      Anda pun juga punya hak untuk tidak melihat postingan orang itu

      Delete
  11. hahahaha
    namanya juga medsos.. pinter2nya kita dimedsos
    dengan tetap jaga perasaan orang :"). masing2 punya pendapat kayak komen2 diatas saya #eaaa
    semoga makin berinternet sehat :*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eaaa, akhirnya mama echa nongol :D
      Betul, selama nggak menyinggung keyakinan orang ga apa dong ya pamer wkwk

      Delete
  12. Bener banget nih....Saja pun kalo dipikir2 sama aj kayak mereka, tapi ya gak terlalu over dosis kayak gitu...
    Lebih sedikit membatasi sih...
    tapi yang namnya silaturahim mah ya bertemu ... gak cuma komen aj...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Enakan ketemu real kan ya yg namanya silaturahmi :D

      Delete
  13. Hehe.. jaman sekarang orang gampang menilai, saya sering share aktivitas olahraga saja ditegur, apa kabar kalau kebetulan saya menang lomba dan dapat hadiah gede. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Medsos emang bikin kepribadian orang jd nggak jelas :D

      Delete
  14. Aku pernah disindir gara-gara posting kerjaan dan produk buat endorse. Memang diposting buat pamer biar dilihat klien yang mau kerjasama lagi, eh ada yang berat hati. hahaha

    ReplyDelete
  15. Kalau saya sih, kunci sukses bersosmed adalah jangan baperan. Orang posting keharmonisan keluarga dia yang sakit hati. Orang posting prestasinya dia yang jantungan. Lama-lama orang posting limpahan hartanya eh dia yang dikubur gara2 kena serangan jantung. Duile, daripada ber-sosmed bikin hidup lu ancur mendingan duduk2 cantik aja di rumah sembari nungguin penjual sayur lewat.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwkwkwkwkwkwk.. sumpah lucu mas baca kunci suksesmu

      Delete
  16. Saya suka pamer mba di FB.Emang mau eksis. Bilang ke semua orang kalau saya masih hidup :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwkwkk.. iya ya bener juga ntar klo nggak bisa pamer udh mati tandanya :D

      Delete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)