Di masa modern ini, masyarakat urban mulai melirik gaya hidup sehat yang berdampak positif bagi kehidupannya secara total. Gaya hidup sehat tidak hanya membantu menjaga penampilan supaya tetap cantik dan awet muda saja, tetapi juga katanya mampu memperpanjang usia dan menjaga kebugaran tubuh yang sehat dan langsing.
Sudah masuk musim hujan nih Mak, bagi sebagian ibu musim hujan menjadi waktu yang paling menegangkan, eh kenapa begitu? Bagi yang punya bayi pasti ketar-ketir dong masalah cucian hehe,. Apalagi yang namanya bayi suka banget ganti baju ya, udah kayak artis aja :D, yang bikin ketar-ketir misalnya baju yang dijemur nggak kunjung kering, padahal baju bayi seadanya di lemari. Belum lagi kalau cuaca ternyata gampang bikin bayi masuk angin, nah.. ini yang paling bikin sedih, bayi rewel bikin ibu stress meningkat, selain bingung bagaimana mendiamkannya, juga pusing dengar tangisannya. Ini sih nggak hanya bikin ketar-ketir, ya kan bund?.
Sesaat setelah dilahirkan, Nawa langsung dibersihkan, kemudian dia merasakan IMD, kali ini saya nggak mau gagal lagi, pokoknya Nawa harus berhasil menyusui dan merasakan ASI pertama bernama colastrum. Eh boro-boro merasakan colastrum, yang ada dia malah bingung puting susu ibunya dimana, selain itu saya langsung merasakan jahitan di vagina, bubar jalan konsentrasi menyusui. Mana sakit banget ya Allah, saya yang aw..aw..aw ditanggapi suster, “Fokus menyusui aja ya bu” ya Allah gimana bisa fokus, sakit banget begini, lalu suster satunya lagi berkata, “Habis ini jangan lupa pipis ya bu” bayangin aja orang baru lahiran juga disuruh pipis, cara jalan ke kamar mandinya itu loh gimana heuheu.. tapi mungkin suster ngerasa saya sanggup untuk jalan, maka ia menyuruh saya demikian.
Di
postingan sebelumnya saya bercerita kan, bagaimana sulitnya saya meyakinkan
suami dan anak untuk ingin hamil lagi. Kalau belum baca ceritanya, boleh
klik link berikut
Nah
di post kali ini saya ingin menceritakan saat-saat menegangkan ketika Nawa
ingin dilahirkan ke dunia
Saya memang kepingin lagi punya anak, karena rasanya kok sepi banget ya rumah isinya cuma bertiga-tigaan doang, apalagi misalnya kalau bapaknya Naqib dinas ya udah berdua-duaan aja dirumah, nggak ada yang nemenin. Bertahun-tahun sejak Naqib lahir saya selalu merengek pengen banget punya anak lagi, tapi suami selalu punya alasan yang nggak masuk akal, alasannya sepele banget, dan kadang ini yang bikin saya berantem. Suami takut saya nggak bisa ngurusin dia, rumah, anak dll, "Punya anak satu aja keteteran, gimana punya anak banyak"
Karena pandemi ini aku jadi terpaksa mencoret daftar ‘pembantu’ dari kebutuhan keluarga. Dulu sebenarnya aku punya asisten, hanya saja mengundurkan diri gitu, jadilah selama 2 tahun ini aku nggak ada yang bantuin. Semenjak lepas pembantu, aku mulai terbiasa kembali mengerjakan pekerjaan rumah sendirian, nah kebetulan pandemi suami jadi WFH (work From Home) jadi Alhamdulillah banget ada yang bantuin, tau sendiri kan pekerjaan ibu dirumah itu nggak berujung dan nggak pernah bisa selesai, selalu menyisakan untuk dikerjakan besoknya dan besoknya lagi, ya terus aja gitu sampai Anggun selesai kontrak jadi duta shampoo lain :D