Entah sejak kapan Frugal Living digaungkan, sebenernya trend ini sendiri sudah sejak lama dikampanyekan hanya saja bahasanya disesuaikan setiap generasi, kalau jaman bapak ibu kita dikenal dengan nama hidup hemat nah ditengah generasi Gen Z kebawah mereka mengganti kata 'hidup hemat' ini dengan sebutan Frugal Living. Ya, sepertinya saya baru mendengar kata Frugal Living baru-baru ini.
Frugal Living sendiri berarti pengelolaan keuangan dengan sangat bijak untuk mencapai tujuan tertentu. Misal kepingin punya rumah, kendaraan, masa depan finansial yang lebih baik. Atau ada tujuan lain seperti melunasi hutang atau invetasi. Dan ingat ya Frugal Living adalah pengelolaan keuangan dengan bijak, bukan penyimpanan keuangan tapi tidak ada tujuannya.
Frugal living ini sebenarnya bagus untuk manusia yang suka kalap belanja, misalnya sudah punya jam tangan A pengen punya B, C, D, hanya karena tipe jam A udah ketinggalan jaman dan nggak fashionable jadi pengen punya B atau C, padahal kan fungsinya sama aja ya kan? Sama-sama penunjuk waktu, jadi agak aneh kalau pengen punya beberapa. Atau punya aksesori tertentu yang sebetulnya punya satu atau dua saja sudah cukup, tapi dia pengen punya 20 misal kayak tas, topi, atau perhiasan jenis tertentu yang sebenernya jarang dipake, hanya karena pakai baju biru jadi pengen punya perhiasan biru juga contohnya biar matching. Padahal apa pun aksesori ditubuh kita siapa juga yang perduli, karena bisa aja diliriknya cuma sebentar atau memujinya sambil lalu, "Ih bagus ya, lucu" paling gitu doang. Apa pujian orang bisa bikin kita kenyang? Kan engga. Tapi kenapa kadang yang nggak bikin kita kenyang malah jadi napsu pengen banget dikumpulin secara banyak?”
![]() |
curiga sedekahnya bukan karena Allah, alias pengen diliat orang jadi boncos |
Atau Frugal living yang
tepat misal punya handphone merek tertentu yang awet banget secara fiture
dan penampilan sehingga bisa dipakai bertahun-tahun, jadi kita nggak tertarik buat
ganti ponsel lagi selama 5 tahun misal. Karena jika model dan fiture nggak
ketinggalan jaman, orang akan terus suka. Misal kayak
Iphone. Iphone kalo dipikir-pikir memang mahal, tapi coba bayangin kalau kamu pakai hape lain dan setiap
2 tahun sekali ganti hape karena memorinya bikin lemot, baterainya gembung atau
slot rusak. Mau nggak mau kan pasti kepikiran ganti hape. Misal pakai iphone
bisa 6 tahun dengan harga 8 juta, lalu ada orang yang tiap 2 tahun sekali ganti handphone
murah dengan harga 2,5 juta aja, yang misal diakumulasi dengan biaya jajan,
jalan ke store atau beli aksesori lebih mahal dari beli Iphone. Ya mending beli iphone nggak sih? Atau
handphone lain yang secara kapabilitas lebih oke.
![]() |
kuncinya adalah yakin |
Frugal Living itu bisa dipake untuk hal-hal yang kayak gitu. Atau untuk saat ini punya motor dulu nggak masalah kali ya, kehujanan kan bisa neduh, kepanasan tinggal pake jaket, belum kepikiran punya mobil dulu karena punya mobil biaya pajak, bensin, asesoris, dll sangat menyita pengeluaran. Nggak minder cuma punya motor karena jabatan manager atau direktur, kan nggak wajib juga kan punya mobil hanya gara-gara jabatan anda manager misal. Nggak dosa juga kan nggak punya mobil? Ya, kalo menerapkan frugal living nggak akan minder sih hihihi.. Biaya untuk beli mobilnya mungkin bisa dialihkan dulu untuk bantuin orangtua, biaya Pendidikan atau lainnya. Setelah semuanya selesai, mungkin baru bisa beli mobil.
![]() |
katanya frugal living, tapi kok malah boncos, harusnya duitnya makin banyak dong |
Frugal living itu
pengertian dasarnya seperti itu sebenarnya. Punya nih duit, ada.. Tapi masih
bisa nahan buat nggak beli barang tertentu sebagai pemuas ambisi, dan punya
duit ini bisa banget dialihkan untuk mencapai target tertentu, umroh misal
seperti yang saya sebutkan diatas. Menghemat untuk kebutuhan yang lebih
penting.
Sebelnya, banyak orang menyalah artikan Frugal Living loh temen-temen, mentang-mentang hidupnya hemat jadi beneran hemat kebangetan alias kikir dan pelit nggak mau berbagi nggak mau beli-beli padahal butuh banget barang itu dan ada duitnya. Hrhgghhh... Tar ah ganti pancinya, baru gagangnya ini yang putus, jangan dibuang gelasnya, kan baru pegangannya aja yang putus, itu gelasnya masih bisa dipake kan? Belum pecah kan? Serius, ini bukan frugal living tapi kikir huhu.. Jangan jadi alibi itu bentuk ke-frugal livingan kamu.
Sebagai contoh lagi, frugal living ini nggak jodoh banget kalau diterapkan pada bulan ramadhan. Ramadhan, di mana pada bulan tersebut orang berlomba-lomba melakukan kebaikan, mengeluarkan infaq sebanyak-banyaknya dengan harapan diganjar berkali lipat oleh Allah, orang akan mengeluarkan pengeluaran lebih banyak lagi. Sebagai bentuk keyakinan dan ketaqwaan, kalau nggak yakin ya iya..dengan segala macam alasan pasti ada aja yang di lontarkan. Takut mubazirlah, nggak dimakan oranglah, takut dihisablahdan bentuk kekikiran lain.
![]() |
loh ini loh ibuknya boros, tapi duitnya makin banyak. Gimana itu ceritanya? |
Bagi orang yang tidak
melakukan frugal living dia akan membeli lebih banyak barang untuk kemudian
disedekahkan tanpa mikir lagi kalau saya sedekah lebih banyak besok makan apa?
Dalam pikirannya dengan membeli barang tandanya dia sudah membuat ekonomi berputar,
membantu para pedagang, membantu dirinya untuk lebih banyak dapat rezeki, juga
membantu penerima sedekah. Orang yang melakukan frugal living di bulan ramadhan
yakin dengan janji Allah bahwa berinfaq akan diganjar 700 kali lipat, yang
ganjaran itu bisa berupa diberinya kesehatan, teman yang baik, hidup yang
nyaman, kenaikan derajat di surga dan banyak lainnya. Banyak orang dengan dalih
Frugal Living jadi nggak mau beli baju dengan alasan "Baju kita banyak,
nanti bisa dihisab kalau kebanyakan", "Baju kemaren kan masih bagus
ngapain beli lagi" padahal nggak masalah juga kalau beli baju lagi,
hisabnya akan sama. Asal, baju yang lama disedekahin, kan berkurang tuh isi
lemari, beli baju baru nggak masalah kan jadinya? Bagi saya, frugal living ya
frugal living, sedekah ya sedekah jangan dicapur adukkan. Kata kuncinya cuma
satu YAKIN, kalau sedekah nggak yakin, bisa jadi nggak diganti sama Allah.
![]() |
padahal sedekah ya sedekah aja ya, kenapa mikirin sampah naiklah, baju nggak kepake lah. ada aja orang alasannya :D |
Atau frugal living ini
juga nggak cocok banget diterapkan kalau kita lagi kumpul-kumpul dan kita
ngarepin ditraktir terus hanya karena kita nggak mau mengeluarkan uang, dengan
dalih berhemat. Atau ketika lagi kumpul-kumpul temen-temen pada patungan kamunya
nggak patungan tapi ternyata kamu ikutan makan, dan paling banyak lagi, itu
gimana perasaan temen-temen kamu. Lalu apa bedanya frugal living dengan pelit
kalau begitu? Kamu tau nggak sih, kalau kamu membatasi semua pengeluaran, yang
sebetulnya tidak perlu dibatasi, suatu hari nanti Allah akan turunkan ujian
yang nilai hartanya lebih besar daripada yang nggak pernah kamu duga. Kamu
sakitlah, harta bendamu ada yang hilanglah, dan berbagai macam ujian yang
akhirnya akan membuat pengeluaranmu habis hanya sambil lalu, yang semuanya tak
terduga sebab ke Frugal livingan kamu yang kelewat batas itu. Yang
sebetulnya tidak diniatkan karena tujuan tertentu, tapi emang karena nggak mau
ngeluarin duit aja. Padahal pas lagi ada maunya, bisa tuh beli yang sebetulnya
nggak kepingin dibeli tapi karena laper mata, eh kebeli juga. Eh, katanya
frugal living?
Padahal, Allah suka loh melihat bekas nikmat-Nya pada hamba-Nya" mengindikasikan bahwa Allah senang jika hamba-Nya menunjukkan bukti bahwa mereka bersyukur atas nikmat yang diberikan. Jadi nggak salah banget kalau kadang kita mengeluarkan harta dengan kelewat batas selama tidak mengganggu pengeluaran harian buat makan, buat sedekah, nggak apa-apa banget kita pakai barang branded, beli baju sering-sering asal baju yang lama disedekahin, staycation atau piknik fancy selama tujuannya bersyukur akan nikmat yang Allah beri. Nggak apa-apa banget, Allah suka loh dengan harta yang kita keluarkan malah membuat kita tambah yakin pertolongan Allah dekat, tambah yakin Allah sayang sama kita, tambah yakin harta kita berlipat ganda. Nggak apa-apa banget...
Bisa dibilang, aku juga melakukan Frugal Living, karena ada tujuan pengen umroh dan naik haji, tujuannya untuk ibadah kan? Tapi disaat orangtua, temen, saudara butuh dibantu, selama aku ada ya aku kasih. Nggak yang berfikiran, "Ah gue kan frugal living, ntar kalo ngasih dia habis" atau saat kumpul-kumpul entah keluarga entah temen, aku nggak yang nunggu ditraktir, kalau bisa aku aja yang traktir, trus aku kere? Alhamdulillah sejauh ini aman-aman aja keuangan. Allah kasih rejeki suamiku sehat sehingga bisa cari rejeki tambahan di luar kantor, bukankah itu ganjaran Allah? Aku frugal living dan Masya Allah rejeki terus-terusan ada tanpa bisa dicegah. Baca : aku juga frugal living.
Oh iya sedikit cerita pernah nih, saat ibuku butuh uang untuk berobat, dan tabunganku tinggal segitu-gitunya (btw emang aku punya tabungan sendiri yang sebetulnya juga dikasih suami wkwk..) , aku kasih itu duit semua untuk ibuku, nominalnya kalau nggak salah waktu itu 3 juta. Ya aku ga ada pikiran apa-apa, yakin Allah akan ganti, yang penting ibuku sehat dulu. 2 minggu setelahnya Allah ganti 3 juta jadi 5 juta lewat suamiku, trus aku diajak staycation di hotel bintang 5 yang harga permalamnya 3jt, dan nikmat lainnya yang kalau dihitung-hitung Masya Allah lebih dari puluhan juta, trus aku boncos? Baca : aku juga frugal living. Ini cerita bukan bermaksud riya, tapi mudah-mudahan kalian tidak pelit atas nama frugal living.
Btw, katanya sih kalau kita pelit ama diri sendiri kita juga bakal pelit ama orang lain, kalo kita pelit ama orang lain biasanya Allah juga nggak segan pelit ama kita. Apa nggak takut kalau rejeki kita tertahan? Sebaiknya fahami dulu konteks frugal living kalian deh, jangan dicampur adukkan dengan pentingnya pula berbagi pada orang lain. cheers
Post a Comment
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)