Monday 26 September 2016

Mengasah Perkembangan Kognitif Anak Sejak Usia Dini


Sebelum lanjut membaca artikel ini sampai bawah apa sih Kognisi itu? Kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa.-wikipedia- istilah gampangnya gini, seorang anak dapat mengerti sesuatu dari indra pendengarannya, penglihatannya, penciumannya dan sentuhan. Perkembangan kognitif anak ini bisa kita latih dimulai sejak ia masih usia dini. Lalu apa sajakah yang dapat kita lakukan untuk mengasah kognisi anak usia dini?


Bermain bersama anak (untuk anak usia 1-3 tahun)
Kita dapat menstimulasi tumbuh kembang anak melalui mainan. Pilihkan mainan dengan warna-warna cerah agar anak tertarik melihatnya, misalnya mainan pukul gendang. Bunda bisa membuat gendang dari kaleng bekas yang dicat warna berbeda. Lalu di dalamnya ditaruh benda-benda berbeda, misalnya beras agar menghasilkan bunyi gemericik, batu agar memunculkan suara gaduh. Taruh benda-benda tersebut di depan anak dan pukul tutupnya, kira-kira bunyi dengan warna gendang yang manakah yang dapat menarik perhatiannya? Apakah bunyi dari benda yang berwarna atau yang tidak. Lalu kaleng tersebut Bunda goyangkan, hal ini untuk mengajarkan anak tentang konsep sebab akibat, anak akan lebih tertarik kaleng yang mengeluarkan suara yang bagaimana? Perkembangan kognitif anak melalui mainan juga bisa di dapat dari benda-benda yang mengeluarkan bunyi dan gerak, misalnya boneka yang bisa bergerak dan bersuara jika disentuh, piano mainan yang mengeluarkan bunyi berbeda pada tutsnya atau mainan yang bisa mengeluarkan bunyi binatang. Sembari menemaninya bermain bunda dapat melatih indra pendengaran dan ingatannya misal, “Ini suara bebek, ini suara kucing, ini suara kambing” di lain waktu Bunda bisa mengetesnya “Hayo adek, mana suara bebek?” Berinteraksi dengan mainan juga dapat melatih koordinasi antara mata dan tangan si Kecil. Jadi jangan ragu menemaninya bermain ya Bun.


Membacakan cerita sebelum tidur (untuk anak usia 1-3 tahun)
Pilih buku-buku yang menarik untuk dilihat. Gambar yang besar dengan pewarnaan yang menarik akan membuat anak betah dibacakan cerita. Lalu pilih pula tema buku untuk diceritakan pada anak, misalnya buku tentang hewan yang hidup di hutan. Bunda dapat memperkenalkan anak pada kehidupan hutan, apa saja hewan-hewan penghuni hutan, bagaimana bentuknya, dan suaranya. Sembari bercerita kita dapat membuat suara-suara menyerupai hewan-hewan tersebut.
Buku dengan konsep Touch & Feel storybooks juga dapat membantu indra perabanya dalam mengenal bentuk. Misalnya tumbuhan, hewan, manusia dan sebagainya.

Bermain dengan benda daur ulang yuk (untuk anak usia 3-6 tahun)
Stimulasi tumbuh kembang anak selanjutnya dapat kita latih dengan memanfaatkan benda-benda sekitar yang dapat didaur ulang. Bermain ini juga dapat melatih kepekaan sosialnya untuk lebih menghargai dan merawat lingkungan. Bunda dapat memulai permainan ini dengan menyuruhnya mencari benda-benda yang sudah tidak terpakai di rumah, misalnya Koran, botol bekas, kaleng bekas. Ajak anak untuk mengeksplor isi rumah, anak pasti akan sangat senang dengan permainan ini. Selanjutnya bunda bisa menanyakan pada anak, ingin membuat benda apa? Bunda bisa mencari tutorial di internet atau mencari ide sendiri. Menanyakan pada anak ingin membuat sebuah benda, membuat otak anak lebih kretif. Selanjutnya buatlah benda tersebut bersama-sama. Taruhlah hasil karyanya di tempat yang dapat dilihat banyak orang agar anak bangga dengan hasil karyanya.


Itulah tiga tips yang dapat saya bagikan untuk mengasah Perkembangan Kognitif anak. Semoga anak-anak bangsa semakin kreatif kedepan, selamat mencoba bunda ^^

4 comments :

  1. terimakasih tipsnya Mba Manda :)
    nanti coba saya lakukan di rumah ah.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat mencoba yaaaa.. :)
      salam sayang buat anaknya :)

      Delete
  2. Kelihatannya sedang bermain-main yak. Padahal secara tidak langsung sedang melatih si anak.

    ReplyDelete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)