Tuesday 24 May 2016

Hebohnya, plesiran ke Negeri Jiran




Sebelumya ada yang udah baca napak tilas perjalanan saya ke KL ini blom? Pasti banyak yang bertanya-tanya, kenapa saya nggak bawa Naqib? Atau nggak sama suami aja perginya? Karena kan kecenderungan orang suudzonnya digedein *alias cuma ngeliat luarnya aja* padahal nggak tau banyak lika-liku sebelum saya berangkat. Nah yuk, baca napak tilas saya sebelum ke KL sebelum nyebur ke sini, Klik disini

Itinerary & budget Selama 3 hari

Day 1.
Pagi-pagi sekali saya sudah menuju Damri, sekitar jam 7 janjian dengan mba Wiek dan Ubhay, karena pesawat akan take off  pukul 11.30, untung saya tinggal di Bekasi, kalau saya tinggal di Depok atau Bogor nggak kebayang kudu dari rumah jam berapa.

Karena hari minggu perjalanan menuju airport lancar jaya, nggak nemu macet sedikitpun, jadi saya agak nyantai. Dan betul saja jam 08.00 kita sudah sampai terminal 3 Bandara Internasionaal Soekarno Hatta. Begitu sampai, saya langsung check in di loket otomatis, cukup masukin kode booking, pilih nama dan scan passport lalu keluarlah boarding pass kita.
Mbak Vira yang sudah sampai duluan langsung menyapa saya, sedangkan mbak Wiek dan Ubhay menunggu Tia yang masya Allah leletnya ampyuuuun deh, masak baru berangkat jam 9 dari Bekasi, bikin jantungan nggak sih namanya wkwk..
Waktu tunggu yang lama memaksa saya untuk menuliskan catatan perjalanan singkat ini, sayang kalau dilewatkan reportasenya. Mungkin karena Air Asia adalah satu-satunya maskapai yang memberi tiket murah , ruang tunggu di terminal ini penuh sesak kayak pasar. Bahkan ada yang nggak kebagian tempat duduk coba, sangking ramenya.


Foto-foto dulu sebelum berangkat

Nah lagi-lagi karena aktifitas bandara yang padat, penerbangannya juga padat dong ya. Akibatnya kita delay 15 menit, lumayan nungguinnya cape. Tepat jam 11.30 kita boarding, Ubhay sebangku dengan saya, sedangkan Mbak Vira, Mbak Wiek dan Tya mereka sederet sebangku.
Sebelnya saya sebangku sama ibu-ibu  rese, sok borjuis gitu,  ketika pesawat akan take off, saya butuh permen karena tekanan udara kan tba-tiba akan berubah, nah sebagai penetralisirnya saya butuh air atau permen. Sedangkan ketika masuk dalam imigrasi, segala cairan yang lebih dari 100ML akan disita termasuk minuman, karena saya nggak ada air ya sudahlah saya butuh permen
Eh ibu-ibu rese di samping saya negur “Mbak tasnya tarok dibawah aja ya” dipikirnya saya nggak ngerti apa dengan ketentuan pesawat,, jiah saya jawab dengan santai “Saya cuma mau ambil permen kok bu”
Udah tuh sekali, di 10 menit pertama penerbangan, ibu-ibu ini kembali nanya “Mba, kerja di Malaysia ya?” ebuset dikira hijabers gini tampang TKW apa, aduh mama sayange, dengan santai lagi saya menjawab, “Enggak bu saya mau liburan kok” aduh mak, yah  namanya juga dunia ya diisi dengan orang-orang yang multitafsir, saya sih maklum saja
Daripada bête, selama penerbangan menuju KLIA saya manfaatkan waktu untuk ngetik, lumayan dapat reportase sedikit. Ngetik di pesawat itu bikin waktu nggak berasa loh..


Candid 
Oh ya ibu-ibu disamping saya kembali rese, “Mba mau kemana aja selama di KL?” kepo akut. Amsyong deh. Anggap saja dia hiburan macam Syahrini.
Tepat jam setengah tiga waktu KL pesawat landing dengan mulus, cuaca menggelayut mendung diringi hujan. Kami lanjut dengan pengecekan paspor di Imigrasi KLIA, ngantrinya panjang udah kayak ngantri sembako, fiuuuuh.. tapi yang ngantri sembako ini bule-bule, wkwk.. selepasnya kami memutuskan untuk makan. Mba Wiek dapat rekomendasi rumah makan enak di KLIA Airport, namanya nyonya colors, saya memesan nasi lemak Chicken, letaknya di lantai 3 mojok, enak banget *tapi kalau nggak nemu mending nanya daripada nyasar*.
Dan, karena kita makan terburu-buru mengejar waktu keberangkatan bus KLIA, perut jadi berasa kenyang banget walau makannya cuma setengah. Nah, nasi lemak itu ibarat nasi uduknya orang Jakarta cuma santannya dibanyakin dikit jadi agak lebiih berlemak gitu. Tinggal dikasih kare dikit dah, lauknya ada timun sebagai penetralisir, ayam, daging, ikan asin dan kacang.


Setelahnya kita menuju pemberhentian bus KLIA2 untuk selanjutnya menuju KL sentral dan membeli tiket MRT untuk turun di stasiun pasar seni *karena kita akan menjemput Fita di stasiun Pasar seni* perjalanan memakan waktu 1,5 jam, harga tiket bus ini 11 RM, dari KL central menuju Pasar seni tempat penjemputan Fita, kita diharuskan membeli tiket seharga 1,3 RM . Tapi, alahmak, kita salah arah wkwk *dengan pede nggak nanyak dulu kita main naik MRT aja*.. harusnya kita menyebrang bukan naik dari arah sebaliknya, terpaksa deh kudu turun di stasiun selanjutnya dan puter balik.

Kuala Lumpur malam hari dari atas penginapan

Alhamdulillah nggak sampai 5 menit kita turun di pasar seni lalu nungguin Fita :D.
Karena sore, baterai-baterai hape sudah pada sekarat dan drama pun bermunculan, Fita nggak nongol-nongol sedangkan kita belum shalat dan waktu mepet menjelang maghrib. Eh nggak lama, mahluk unyu ini datang juga setelah diiling-iling. Selesai shalat kita nanya dong ya, penginapan kita ini dimana, ndilalah ternyata masih jauh dan kudu naik bis *GOKL bukan Gokil ya* menuju pemberhentian bus Bangkok bank. Untunglah kita nemu orang yang pas untuk ditanya-tanya.



Setelah check in, ada lagi nih tragedi lebay. Pintunya nggak bisa dibuka, yang akhirnya memaksa kita untuk turun naik nanya sama CSnya. Ealah ternyata pintu sedang dalam perbaikan *gubrak*. Lelah menyapa, tapi mengharuskan kita untuk mandi, dan siap-siap makan malam sambil menunggu mba April dan mba Nadiah.
Jam 9 malam tanpa sadar kelewat begitu saja, karena kita keasyikan istirahat dan heboh dengan hotel bergaya kost-kostan ini. Kira-kira jam 9 lewat kita turun, ketemuan sama mba April lalu diajak keluar keliling China Town dengan mba Nadiah yang pada saat itu China Town sudah pada mau tutup. Beruntung kita ketemu rumah makan Al-baik yang buka 24 jam, dengan pelayan centil yang akhirnya naksir Fita, saya memesan canai dan teh tarik. Tapi sungguh, teh tarik yang saya minum di sini tidak seenak yang saya coba waktu datang ke Aceh. 
Kenyang. Kami mengantar mba Nadiah sampai di muka hotel tempat dia menginap yaitu hotel Geo letaknya tepat di depan Central Market


Malam itu saya dan teman-teman kembali ke hotel sekitar jam 23 waktu Indonesia tengah eh maksudnya waktu Malaysia, duh maaf susah move on nih dari tanah air hehehe… selamat tidur

Indahnya petronas dan KL tower


Jadi pengeluaran untuk hari ini adalah
Makan nasi lemak Chicken rendang di Bandara (Rumah makan nyonya colors) : 13RM x Rp.3,340 : Rp.43,420
Naik bus KLIA2 : 11RM x Rp.3,340 : Rp. 36,740
Tiket MRT menuju stasiun pasar seni : 1,3RM x Rp.3.340 : Rp. 4,342
Makan canai :1.20 x Rp.3,340 : Rp. 4,008
Teh tarik 1.40 : Rp.4,676
Biaya tak terduga : 10RM x RP.3,340 : Rp.33,400

Pengeluaran hari ini : Rp.126,586  


Day 2

Aduuuh, saya nggak bisa tidur semaleman, selain baru beradaptasi sama lingkungan baru, saya kepikiran Naqib. Tapi mami bilang jangan mikirin Naqib, nanti malah rewel, akibatnya tidur saya malah nggak maksimal. Ngantuk deh -_-
Nah gara-gara nggak bisa tidur itulah akhirnya saya bangun subuh banget, jam 5an sudah bangun padahal subuh di KL ini jam 5.50. Daripada waktu terbuang, mending saya mandi mumpung anak-anak masih pada males-malesan, selain itu lumayan saya bisa ngecas baterai laptop dan ponsel. Oh ya, travelling kali ini sengaja saya nggak bawa gadget, selain males saya nggak mau ketergantungan dengan sosmed, saya mau menikmati liburan kali ini. Jadi yang saya bawa hanya, kamera pocket 16MP, hape kecil untuk keperluan catat mencatat dan laptop buat nyatet hasil reportase. Sisanya ya saya bawa baju.
Foto cantik dulu sebelum jelong-jelong

Lanjut lagi ya, karena pihak hotel nggak menyediakan sarapan saya harus sarapan diluar. Usai menjemput mbak Nadiah di hotel Geo, kami menyusuri pasar seni atau yang lebih dikenal dengan sentral market, kebetulan letaknya bersebrangan dengan hotel Geo, jadi saya tinggal nyebrang dari hotel Geo. Kami memilih rumah makan bernama Yusoof & Zakhir, pure dan teh tarik menjadi pilihan saya untuk mengisi perut pagi itu. Selesai sarapan kami kembali ke hotel Geo untuk menjemput keluarga mba Nadiah, dan lanjut pergi ke pemberhentian bus GoKL yang terletak di belakang hotel Geo. Bus berlogo GoKL inilah yang menjadi penyelamat traveler hemat seperti saya, sebab naik bus GoKL ini gratis kemana saja selama masih dalam jalur. GoKL. 



Perlu diketahui, bus GoKL ini berwarna ungu, tapi jangan terkecoh dengan warna ungunya sebab warna ungu tidak selalu menempuh pada jalur yang sama, kalian harus melihat keterangan rute yang terdapat pada sisi sebelah pintu masuk pada bus ini,  ada 4 jalur berbeda yaitu red, green, blue dan purple, dan masing-masing line warna itu menempuh jalur yang berbeda, tapi mereka saling berhubungan kok, misalnya kamu ingin KLCC, nah KLCC ini nggak ditempuh oleh line purple, jadi dari line purple kamu kudu nyari stasiun yang berhubungan antara line purple dengan line green sebab line green inilah yang akan melewati daerah KLCC. Awalnya sih kita bingung, tapi lama kelamaan ngerti juga sama jalur-jalur ini, sebab di Malaysia semua keterangan tentang rute jelas banget. Disetiap pemberhentian bus ada peta rute GoKL, jadi dijamin nggak bakalan nyasar deh


Di samping bangunan ini berdiri KL tower yang sangat megah

Nah dari stasiun bus pasar seni kita menuju ke halte KL tower, disini kita bisa ngelihat KL Tower dengan jelas banget, tapi kalau mau masuk ke KL Tower kudu muter, ah cape deeeh. Ya sudahlah foto dari samping aja puas kok hihihi… Dari samping KL tower kita jalan kaki menuju ke taman Eko Rimba KL, letaknya kira-kira 100 meter sebelum halte KL Tower, yang masih di jalan yang sama jalan Raja Chulan. Taman Eko Rimba KL ini adalah balai konservasi mininya kuala lumpur, disini kita bisa ngeliat budidaya tanaman untuk keberlangsungan ekosistem di Malaysia, puas lihat-lihat dan numpang pipis kita melanjutkan perjalanan kembali.



Kali ini keluarga mba Nadiah mengajak kita untuk window shopping ke kawasan elit di KL, Bukit Bintang, kita mampir ke salah satu mall yang saya bilang sih kayak masuk Grand Indonesia atau Taman Anggrek yaitu Pavillion *aduh gagal move on ini dari Indonesia*, baru selangkah kita masuk kita menyadari bahwa ke Mall bukan destinasi yang asyik, dan waktu akan habis kalau cuma keliling Mall. 


Masih terjangkau dendanya dari pada di Indonesia 

Akhirnya kita melanjutkan perjalanan lagi dan naik bus yang sama tanpa lihat warna linenya, saya nggak tau persis waktu itu naik bus dengan warna line apa yang jelas begitu tau salah jurusan kita turun dan balik lagi ke Pavillion lalu naik bus dengan jurusan pasar seni *karena saat itu kita belum ngerti tentang jurusan bus ini, kita pikir semua GoKL bakalan menempuh jalur yang sama*
Turun di stasiun pasar seni kita jalan kaki lagi ke Central Market, menghabiskan jalan dan belok kiri. Kemudian kita dihadapkan pada sebuah jalan besar dan itulah sebuah kawasan fenomenal di Malaysia, Dataran merdeka disini banyak bangunan Heritage sisa kolonial jajahan tentara Inggris.



Karena kita lebih tertarik foto di I LOVE KL segede gaban itu dengan norak, kita sampai lupa mengeksplor ada bangunan apa saja di seputaran Dataran Merdeka wkwk.. selesai puas foto-foto di I Love KL dan kudu rebutan dengan turis lain, kita masuk ke KLCC Gallery, letaknya persis di sebelah logo I LOVE KL. Disini saya bisa melihat Malaysia dulu dan sekarang, maket-maket heritage, dan maket kota Kuala Lumpur secara keseluruhan. Di akhir tour kita masuk ke sebuah ruangan yang terdapat maket kota Malaysia, masuknya juga kudu  ngantri dan dibatasi kapasitasnya, di dalam sini juga ngga boleh foto dengan menggunakan flash, dan tiba-tiba ruangan menjadi gelap, lalu muncullah sebuah film flash pendek, film ini menceritakan tentang perkembangan Kuala Lumpur saat ini dan kawasan-kawasan wisatanya, keren banget sih saya aja sampe ngerekam.


Cerita tempo doeloe di Malaysia

Capek ngider-ngider kita menuju galeri yang menjual segala rupa yang berhubungan dengan KL dan menukar tiket 5RM tadi dengan barang yang saya inginkan. Tapi sayang nggak ada barang seharga 5RM, ada paket seharga 15RM dapat 3 barang, tapi beli 1 harganya 6RM,  nah kan lebih enak patungan dong ya hehe.. setelah kita tanyakan ke petugas boleh nggak patungan tiket. Dan ternyata boleh, yeaaay.. jadilah kita mengambil barang yang 15RM dapat 3. Mau tau barangnya apa? Gantungan kunci huahahahaha…


Bapak-bapak ini serius banget bikin maket-maket bangunan dunia


Dari Gallery KLCC kita lanjut shalat zuhur di masjid jamek yang saat itu sedang dalam proses pemugaran. Haduuuh biyung berdebu dimana-mana, dan gara-gara pemugaran ini saya jadi nyasar mau shalat dimana wkwk.. Alhamdulillah banget bisa ngelurusin kaki walau sebentar. Dari masjid Jamek perjalanan dilanjutkan menuju batu caves, nah begini nih, kalau ngetrip mepet, jadi 1 hari full jalan-jalan, dan saya bersyukur banget, sangaaat sangat beryukur Naqib nggak ikut. Saya nggak kebayang betapa capeknya dia selama di perjalanan, apalagi Naqib tipe anak yang gampang bosenan. Ternyata di balik kecerobohan tetap ada hikmah yang harus disyukuri. *nantilah ya nak, kalau  ibu ada rezeki kita liburan bareng sama abah kesini lagi, Insya Allah*.



Untuk pergi ke batu caves kita harus datang dulu ke KL sentral dan beli tiket seharga 5.20RM ini udah PP, sebenarnya lebih mahal sih ya. Soalnya kalau belinya pergi atau pulangnya aja hanya 2RM, tapi kita nggak mau rempong, beli 1 tiket buat sekali jalan. Selesai makan dengan duduk syantik di emperan KL sentral lalu diliatin orang banyak dan ada yang ngetawain *mungkin mereka pikir kita TKW yang nggak  bisa makan di resto*, kita langsung cus ke Batu Caves. Nggak lama sih, Cuma 20 menit sampe, secara ini kereta disiplin banget.
Batu Caves ini letaknya dipinggiran rel kereta *lokasinya maksudnya* jadi begitu turun dari kereta  kita bisa langsung masuk ke lokasi wisata. Nggak bayar, enak ya hihi..


Fanaaaaaas
Sementara temen-temen ngos-ngosan naik sampai dalam gua saya mah dibawah aja, karena di batu caves ini banyak banget monyet-monyet berkeliaran. Sumpah saya pernah trauma dikejar monyet waktu SD, walaupun monyet di Batu Caves ini jinak-jinak ya, tapi untuk naik nggak deh. Takut sumpah. Jadilah dengan menghabiskan waktu saya menunggu di bawah sambil iseng mengabadikan lingkungan Batu Caves. Disini juga ada yang jual souvenir yang dibandrol murah dibawah harga oleh-oleh di pasar seni. Tapi dugaan saya salah, setelah saya eksplor pasar seni nggak semuanya yang dijual disitu mahal, gantungan kunci yang saya beli di Batu caves seharga 7RM isi 6 buah, eh ternyata ada yang jual 5RM di pasar seni huaaaa.. 



Lelah, tapi kita masih inget Fita yang akan pulang besok, maka malemnya kita akan kejar waktu biar bisa ke twin tower.
Nur yang belum dateng bikin kita panik, tapi semua tetep berusaha khusnudzon Nur pergi dengan mba Nadiah, akhirnya sekitar jam 21.00 *malem banget udah ya* kita pergi menuju petronas, cape dan belum makan *demi FItaaa* puas foto-foto, laper dan belum  makan pulang sekitar jam 11 dan Petronas kita tinggalkan masih dalam keadaan ramai kayak pasar.


Hadeh, kok jadi kayak Photoshop sih T_T
Kondisi ChinaTown yang sepi dan rumah makan yang udah pada tutup membuat kita balik lagi *balik lagi* ke Al-baik, saya memesan mie rojak. Kalau dilihat di gambarnya sih mie ini kayak mie dengan kuah kare, ternyata eh ternyata aslinya mie beneran dengan bumbu rujak, selera saya langsung hilang. Coba aja bayangin, apa rasanya makan mie dengan bumbu rujak, aneh banget kan T_T, untung Tya, Fita pada pesen nasi goreng. Dan nasi gorengnya porsinya jumbo, olala.. Alhamdulillah banget saya masih bisa makan. Makasih temans kalau kalian nggak mesen nasi goreng mungkin saya bakalan tidur dengan perut keroncongan

Pengeluaran hari ini :
Sarapan Pure dan teh tarik 4RM x Rp.3,340 : Rp. 13,360
Tiket masuk KLCC : 5RM x Rp.3,340 : Rp.16,700
Minuman koin : 2RM x 3,340 : Rp. 6,680 :
Stasiun Masjid Jamek ke KL Sentral : 1.60RM x Rp. 3,340 : Rp. 5,344
Tiket ke batu caves : 5.20RM X Rp. 3,340 : Rp.17,368
Makan di KFC : 9RM (dapet hotdog, kentang goreng, dan jus jeruk) x Rp. 3,340 : Rp. 30,060
24 buah gantungan kunci : 28RM x Rp.3,340 : Rp.93,520
Landmark : 8RM X Rp.3,340 : 26,720
KL Sentral – stasiun pasar seni : 1.20RM  Rp.3,340 : Rp.4,008
 Coklat 2 buah : 1.60 x Rp.3,340 : Rp.5,344
Makan malam pesen mie rojak dan teh tarik :7RM x Rp.3,340 : Rp.23,380

Pengeluaran hari ini : Rp. 242.500 an kalau dibulatkan


Day 3
Fita hari ini pulang, dia bakalan take off sekitar jam 11.30 sedangkan saya dapat pemberitahuan dari air asia, pesawat delay 1 jam 45 menit setelah sebelumnya pesawat akan berangkat jam 22.30. Kalau orang yang ada urusan bisnis ini tentu mengecewakan. Tapi bagi para turis seperti kami, itu sangat menguntungkan, ini tandanya jam terbang plesiran kita bertambah huehehe..
Jadi pagi ini kami agak santai, kami packing lebih dulu dan bawa baju ganti di tas jinjingan. Kebetulan mba April akan pindah hotel di Geo, karena dia pulang hari kamis. Jadi koper kami titipkan di receptionist nanti pulang plesiran akan kami ambil, nah yang di tas jinjingan ini baju dan alat mandi untuk numpang mandi di hotel Geo. Jadi walaupun kami check out, kami tetep bisa mandi *di hotel orang* :D. Karena waktu nginep kita ini sebenernya nanggung banget. Mau pesen 3 hari tapi malem udah keluar, mau  peesen 2 hari tapi dari pagi sampai malem kita narok barang dan mandi sore dimana? Dan untunglah mbak April pulang lusa, jadi kami bisa mandi di hotelnya *maaf ya Geo*
Bareng-bareng emang lebih seru
Oke, selepas makan mie cup dan packing, saya mandi. Melihat lagi ada barang apa yang tertinggal apa nggak, lalu saya turun mengantar Fita ke Chinatown bareng temen-temen dia belum juga dapet oleh-oleh. Tapi karena aktifitas di Malaysia dimulai jam 8 keatas, ya Chinatown belum buka total. Nggak putus asa, kita mengantar Fita ke central market, dan ada 1-2 toko yang buka, hihi akhirnya Fita bisa beli kaos pesanan. Dan Fita sarapan disana. Selepasnya kita kembali ke hotel merapikan barang yang tersisa, dan heboh mengantar fita ke star shuttle. Balik lagi ke hotel *secara star shuttle ke hotel Areena tinggal koprol ya bo*, check out dan nitip barang ke receptionist. Hayok plesiran lagi.



Sebelumnya kita nganter mba April buat check in di hotel Geo, lalu lanjut ke pasar seni *jadi ini yang ke 2 kalinya kita mampir sini fiuuuh* untuk nyari coklat, setelah lelah berkeliling ketemu juga toko coklat yang bener-bener jual murah, saya sih nggak begitu tertarik beli coklat, karena coklat cuma sekali makan, habis nggak ada kesannya saya pernah ke Malaysia, yang lain pada borong saya cukup beli satu aja buat adik-adik dan Naqib.


Gyaaaaa

Setelahnya kami melanjutkan perjalanan untuk yang kedua kalinya ke Dataran Merdeka, berkeliling ke Muzeum Muzik, dan asyik berfoto di bawah Flag Pole. Sungguh cuaca panas nggak menyurutkan kenarsisan kami untuk terus lanjut berfoto di dataran merdeka. 



Nyadar waktu berjalan terus kita melanjutkan perjalanan kembali menuju Little India. Kami sempat nyasar disini nanya dari satu orang ke orang lainnya yang ternyata pemahaman setiap orang berbeda-beda tentang Little India. Ada yang menganggap Little India itu berada di Jalan Masjid India (dekat Masjid Jamek),  padahal Little India yang kami maksud berada di belakang KL Sentral (Little India Brickfields). Little India juga ada loh di pasar seni, nah loh..

Ubhay, boleh ya jadi model hehe
Karena ternyata dulu Little India memang di Jalan Masjid India, trus dipindah. Karena siang sudah menjelang sore *parah banget* dan kita belum makan siang, kami mampir sejenak di rumah makan India *lupa namanya* saya memesan kwetiaw yang beneran di lidah berasa aneh wkwk.. jadi masakan cina ini dimodifikasi dengan bumbu kare. Yah untuk sekedar mengisi perut hajar aja bleeeh..



Untuk pergi ke Little India ini kita harus jalan kaki yang lumayan jauh dari stasiun KL Sentral, kalau kata mba Wiek yang anak gunung berasa jalan dari Ranu Kumbolo ke Ranu Pane :D. Di Little India kita bisa melihat berbagai atribut khas India, baju sari seharga 1,5 juta T_T, makanan-makanan India, toko musik yang semuanyaaa jual lagu-lagu India. Ayolah mari kita joget.
Jam sudah menunjukan pukul 5 sore dan anak-anak eh teman-teman masih aja kuat window shopping, buset dah saya mah sudah kepingin pingsan *masalahnya saya lagi haid dan sakit peruuuuut* dan saya saat itu belum beli apa-apa buat orang rumah, kepikiran waktu terus berjalan. Dan akhirnya saya memaksa mereka untuk pulang. Turun dari Rapid KL *yang ternyata Little India ini deket banget sama Stasiun pasar seni, huaaaa* saya langsung cus ke China Town berburu oleh-oleh. Banyak barang murah dan unlimited *rupanya banyak kali turus-turis borong sampai saya nyaris nggak kebagian* saya banyak beli kaos disini untuk tetangga, ipar-ipar dan orang rumah. Yang utama tentu saja saya nyari kaos yang spesial untuk suami, karena dia kan yang ngasih saya duit jajan wkwk..



Pulang dari China Town yang diiringi kilat dan Guntur karena kayaknya mau hujan lebat kami setengah berlari menuju hotel Geo. Fiuh Alhamdulillah saya sampai juga disini, capek. Istirahat sejenak, mandi, bersih-bersih, tepat jam 8 kami harus berangkat lagi biar nggak ketinggalan bus. Dan banyak banget drama disini, nunggu GoKL lama, sampai di star Shuttle nunggu bis lama juga, ada kali setengah jam, waktu saat itu sudah menunjukkan pukul 21.30, setelah dag-dig-dug merasa di PHP-in bus datang dan kita meluncur menuju KLIA2 dimana saat itu perasaan campur aduk takut ketinggalan pesawat, dan drama berlanjut dengan adegan lari-larian di dalam bandara persis seperti Cinta mengejar Rangga, kayaknya lebih heboh lagi. Sebab keberangkatan kita yang delay kudu dilaporkan, karena pas kita mau check in di mesin nggak terdeteksi *ya iyalah kan mesin mendeteksi keberangkatan sebelum delay* dan hebohlah kita lari sana lari sini, lapor sana-lapor sini, nantilah bakalan saya ceritakan di post berikutnya betapa noraknya kita berlari sampai akhirnya tiba di ruang tunggu.
Heboh di dataran merdeka, ada turis minta ikutan foto

Alhamdulillah jam 11 semuanya selesai dalam keadaan perut yang belum terisi. Karena penerbangan masih 1 jam lagi, saya memutuskan makan dulu di Dunkin dengan menu nasi yang keras dan lauk yang hambar, pokoknya ngisi perut judulnya. T_T penuh drama banget. *untung ditraktir Ubhay, jadi saya nggak ngerasa rugi banget makan*
Sampai di Bekasi drama belum selesai, komplek saya ini komplek yang rawan pencurian jadi semua RTnya kompak bikin portal nggak cuma di jalan besar, semua sudut komplek kena portal. Ketika masuk jalan besar sih masih ada satpam, nah begitu masuk jalan kecil semua jalan ditutup sedangkan saya nggak bisa nelpon orang rumah karena hape lowbat. Alahmak drama abiiis, jadilah saya kudu berjalan kaki menyusuri 3 rumah sebelum sampai kerumah saya, horor banget. Esoknya kalian tau? Kaki saya besar kayak gedebog pisang..


Pengeluaran hari ini
Mie cup 2.30RM x Rp.3,340 : 7,682
Sarapan pizza 3.60RM x Rp 3.340 : 12,024
Coklat 1.4Rm x Rp.3,340 : 4,676
Teh tarik dan kwetiaw : 6.70RM x Rp.3,340 : 22,378
Rapid KL 1RM : Rp. 3,340

Oleh-oleh :
-            Kaos dewasa : 6RM x Rp.3,340 x 5 : Rp. 100,200
-            Kaos dewasa : 7RM x Rp.3,340 x 4 : Rp.93,520
-           Spesial buat suamiku : 25Rm x Rp.3,340 : Rp.83,500
-           Pasmina buat mami dan mama : 40RM x Rp.3,340 : 133,600
-           Kaos anak-anak : 13Rm x Rp. 3,340 : Rp. 43,420
-           Kaos anak-anak 7Rm x Rp.3,340x3 : Rp. 70,140
-           Kaos Naqib : 5RM x Rp. 3,340 x4 : Rp.66,800
-           Pengeluaran tak terduga : 10RM x Rp.3.340 : Rp.33,400

Pengeluaran hari ini : Rp, 674,680

Jadi total pengeluaran selama saya ke Malaysia
-           Ticket PP Rp. 776.500
-           Damri Rp.40.000
-           Day 1 : Rp.125.586
-           Day 2 : Rp.242,500
-           Day 3 : Rp.674,700
       Penginapan : 152.000 (2 malam) 
-           Taxi patungan pulang : Rp.80.000

Total : Rp.2,091,300

Loh kok hemat? Lah iya saya kan niat ke KL bukan buat belanja-belinji jadi hemat :D


Catatan untuk kamu yang pengen ke KL :

  • Sebaiknya bawa payung ya, KL itu fanaaaaaas. Panasnya setara Banda Aceh kalau siang
  • Di Malaysia banyak banget burung gagak, terutama di Chinatown, jadi payung yang kamu pakai selain melindungi dari panas juga bisa melindungi dari kotoran burung gagak kalau nemplok sewaktu-waktu
  • KL ini luasnya nggak lebih besar dari Jakarta *sepengamatan saya* soalnya waktu jalan di KL kemana-mana deket, tau-tau udah nyampe aja
  • Peta petunjuk jalan jelas banget, kamu nggak bakalan tersesat kalau ke KL. Ada di setiap pemberhentian bus
  • Oh ya, disini nggak ada becak, ojeg, apalagi angkot ya. Antar lokasi dihubungkan dengan bus, jadi kalau kamu pengen pergi ke tengah-tengah lokasi pemberhentian bus ya kudu jalan kaki, karena disini mobil banyak yang satu jalur, ya kudu siap jalan kaki dan jalan jauh kalau mau ke KL.
  • Hati-hati kalau mau nyebrang, di KL mobil-mobil nggak mau ngalah kalau belum lampu merah, ini bukan Indonesia bung!
  • Oh ya, karena mata uangnya disini agak menyusut hati-hati dalam menggunakan uang, kelihatannya 1RM itu kecil ya, tapi coba dikurskan ke rupiah, itu Rp.3.400 (2016), awal-awal ke sini pas bayar-bayar kita ngerasa santai ngeluarin 1-5RM, tapi begitu keesokan harinya, mau beli minum aja mikir, hah… 7RM mahal kali bah!



Yang unik di KL, ada motor di jalan tol :D *serius*

4 comments :

  1. Andaikan di indonesia peraturannya sama seperti di negara tetangga, seperti parkir sembarangan di tepi jalan kena denda. tapi kenyataannya malah berbeda.

    tapi artikelnya bagus mbak dan saya suka :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe, iya mas. Makasih sudah mampir. semoga jadi pembaca setia blog saya ya :D

      Delete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)