Monday 21 December 2015

Banda Neira, kota sejarah tersembunyi di pelosok Maluku

ni sih perginya udah lama, sekitar tahun 2011. Tapi saya baru sempat menuliskannya sekarang. :D

Sebagai hadiah ulang tahun saya, suami memberi kejutan. 
"Besok kita ke Banda yuk!"
"Hah? Banda? Banda tu dimana? ada apa di Banda?" aku sih taunya Banda Aceh :D.
"Kalau tau sejarah pasti tau dimana bung Hatta dibuang waktu jaman penjajahan" doeeeng, berasa bodoh. Anak IPS tapi nggak tau sejarah! wkwkwk..

Dan kemudian kami packing, dan meninggalkan Ambon yang saat itu tengah hujan deras. Menjemput mas Topan, teh Ambar dan Chandra. Kami berlima pun Travelling bareng, kesian Chandra, jomblo sendirian :D

1 Juni 2011

Untuk pergi ke Banda, kami menggunakan pesawat perintis NBA (singkatannya opo ya, lali je). Pagi hari saat itu pada waktu Ambon tengah memasuki musim penghujan. Kalau ada yang pernah naik pesawat perintis pasti ngerti bagaimana ngerinya naik pesawat kecil ditengah cuaca buruk. Ya gitu giyang-goyang nggak jelas. Perjalanan menempuh waktu sekitar 45 menit, dan sangat berasa lama. Ya bayangin aja, pesawat kecil terus lagi ada hujan, sepanjang perjalanan yang ada pengennya tidur tau-tau! ting* sampe deh. Dan Alhamdulillah saat kita sampai di Banda cuacanya cerah banget.




Neira tu disini


Muka-muka mabok turun dari pesawat
Banda secara administratif masuk dalam Kabupaten Maluku Tengah. Ada tiga pulau besar dari 11 pulau yang terdapat di sini. Ketiga pulau tersebut adalah Pulau Neira, Pulau Banda Besar, dan Pulau Gunung Api. Tujuh pulau sisanya merupakan pulau-pulau kecil, yang memiliki pantai indah dan berpasir halus (sumber : Wikipedia). Nah yang kita kunjungi saat itu ya pulau Bandanya.
Kita memilih penginapan Delfika 2, yang viewnya berhadapan dengan gunung api Banda. Nah bayangin, begitu kamu buka pintu di pagi hari, menghirup udara bersih tanpa polusi, ditemani cicit burung dan birunya laut yang terumbu karangnya keliatan banget, belum puas? ada gunung api menjulang dengan indahnya di hadapan kamu, kira-kira kayak gini gambarnya, 

Diambil dari kameranya Chandra
Oh ya, siang hari kita coba makan di penginapan Delfika 1, masakannya enak-enak dan Psstt! disini banyak bule, pingsan kan? Bule aja yang jauh-jauh udah tau Banda, laaaah guee?? Pribumi? baru tau hari ini?, Malamnya kita coba-coba ngobrol di balkon atas rumah, ngantuk kita bobo. Karena Chandra jomblo sendirian, jadi ya terpaksa bapak-bapak kita menemani Chandra yang kesepian -_-''
Oh ya karena penginapan ini nggak ready Air mineral, kalian kudu beli dulu ya. Kudu banyak persediaan air, soalnya Banda nggak ada angkutan umum. Jadi kemana-mana musti jalan kaki.


2 Juni 2011, Ayo jalan!!!
Pagi hari setelah sarapan yang disediakan pengurus penginapan, nasi goreng nan lezat. Kita mempersiapkan amunisi, pagi ini rencanya mau jalan dulu ke Benteng Nassau. Kalian tau?  Orang-orang Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang menginjakkan kakinya di sini. Mereka menjadi arsitek awal pembangun kawasan Banda. Kolonial Belanda kemudian melanjutkannya dengan konsep gaya Eropa. 
Jejak-jejak peninggalan para pemburu rempah-rempah itu masih bisa disaksikan hingga saat ini. Kokohnya benteng-benteng pertahanan di kepulauan ini menjadi bukti, begitu pentingnya kawasan ini di mata bangsa Eropa kala itu, saat masa Gold-Glory-Gospel.

Beberapa peninggalan masa penjajahan yang masih bisa disaksikan antara lain Benteng Nassau. Awalnya, pondasi Benteng ini dibangun orang-orang Portugis pada 1609. Sebelum rampung membangun benteng, Portugis keburu diusir Belanda. Pembangunan benteng ini pun dilanjutkan Belanda pada 1617 (sumber : situs maluku).



Sebelum masuk

Benteng Nassau jaman dulu



Dari Benteng Nassau kami melanjutkan perjalanan menuju rumah pengasingan bung Hatta. Sebelum tiba di rumah bung Hatta kami melewati sebuah Gereja Tua Banda. Gereja ini dibangun pada tahun 1852 dan semuanya masih asli dan lonceng gereja masih berfungsi dengan baik. Jika pada saat ibadah minggu, gereja ini masih dipakai umat kristiani untuk berkumpul melaksanakan ibadah minggu.
Makasih cut, udah mau fotoin kita :D
Akhirnya sampai juga kita dirumah pengasingan bung Hatta. Pada awal 1900-an, Banda Naira (kadang disebut "Neira") dijadikan tempat pengasingan pejuang kemerdekaan. Tokoh-tokoh bangsa yang pernah dibuang di sini adalah Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, dr Cipto Mangunkusumo (1928), Iwa Kusumasumantri (1930), serta beberapa anggota organisasi Sjarikat Islam (SI) pernah merasakan masa getir di tempat pembuangan ini.
Rumah pengasingan para pejuang bangsa itu menjadi saksi bisu sejarah Banda Neira dan negeri ini. Beragam cerita duka dan perjuangan tersimpan apik di rumah-rumah bekas tempat pengasingan tersebut. Tempat pengasingan yang sempat saya kunjungi hanya rumah pak Hatta karena waktunya sangat singkat banget 




Begaya Sadiki sa,

Properti pak Hatta yang masih asli


Setelah itu kami coba mampir di benteng Belgica, benteng yang menjadi landmark kota Banda ini. Ternyata  tutup dan untuk datang ke sini harus dengan juru kuncinya *maksudnya yang megang kunci bentengnya :D* kalau gitu nanti aja ya ceritanya.
Lapar, kami pun berjalan menuju penginapan Delfica 1, dan seperti biasa karena Banda letaknya dipinggir laut kami pun memesan menu ikan. Lagi…lagi ikaaaaan uwooo..ikaaan…lagi-lagi ikaaaan hehehe.. Selesai makan kami melanjutkan jalan-jalan yang seru ini dan mengunjungi rumah Budaya Banda Neira, disini terdapat banyak sekali bukti-bukti sejarah yang menceritakan Banda Neira ketika VOC mulai mengendus adanya pala.



Keberadaan rempah-rempah yang melimpah di sini, jadi salah satu alasan utama para pelaut dari belahan dunia lain rela menerjang badai dan ombak besar menuju Kepulauan Banda. Nama Banda pun kemudian kondang sebagai tempat penghasil rempah-rempah nomor wahid di dunia.
Di abad pertengahan, Banda menjadi pusat rempah-rempah, ini membuat bangsa- bangsa Eropa rela menjaganya mati-matian agar tak jatuh ke bangsa lain. Dan konon katanya, penjajahan bangsa Indonesia itu dimulai ketika VOC mulai tau adanya rempah-rempah bernilai tinggi dan itu dari Maluku, bukan dari daerah lain di Indonesia.
























Post a Comment

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca catatan saya, semoga bermanfaat ya ^^
Mohon komennya jangan pakai link hidup, :)